Memahami Serangan Jantung dan Angin Duduk

Jantung Nyeri

Representasi visual nyeri dada.

Serangan jantung (Infark Miokard) dan Angin Duduk (Angina Pektoris) adalah dua kondisi yang saling berkaitan erat dan sering kali menjadi peringatan dini bagi masalah kesehatan jantung yang lebih serius. Keduanya disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan aliran darah kaya oksigen ke otot jantung. Memahami perbedaan dan kesamaan keduanya sangat krusial untuk mendapatkan pertolongan medis yang tepat dan cepat.

Apa itu Angin Duduk (Angina Pektoris)?

Angin duduk bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit jantung koroner (PJK). Kondisi ini terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena adanya penyempitan pada arteri koroner, biasanya akibat plak aterosklerosis. Gejala ini seringkali muncul ketika kebutuhan oksigen jantung meningkat, misalnya saat berolahraga berat, mengalami stres emosional, atau terpapar suhu dingin ekstrem.

Gejala Khas Angin Duduk

Gejala angina biasanya bersifat sementara dan mereda setelah beristirahat atau mengonsumsi obat yang diresepkan (seperti nitrogliserin). Rasa sakitnya sering digambarkan sebagai:

Penting untuk dicatat bahwa angina adalah 'peringatan' bahwa pembuluh darah Anda bermasalah. Jika pola nyeri berubah—menjadi lebih sering, lebih lama, atau terjadi saat istirahat—ini bisa menandakan kondisi yang lebih parah, yaitu menuju serangan jantung.

Kapan Angin Duduk Berubah Menjadi Serangan Jantung?

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung benar-benar terblokir total, biasanya karena plak di arteri koroner pecah dan membentuk gumpalan darah (trombus) yang menyumbat arteri sepenuhnya. Ketika suplai darah terhenti, bagian otot jantung yang kekurangan oksigen mulai mengalami kerusakan permanen.

Gejala Serangan Jantung yang Tidak Boleh Diabaikan

Berbeda dengan angina yang mereda dengan istirahat, nyeri akibat serangan jantung biasanya lebih intens, berlangsung lebih lama (lebih dari beberapa menit), dan tidak hilang hanya dengan beristirahat atau obat angina. Gejala darurat yang memerlukan panggilan ambulans segera meliputi:

  1. Nyeri dada hebat yang terasa seperti ditekan benda berat.
  2. Sesak napas yang parah, bahkan saat tidak beraktivitas.
  3. Mual atau muntah yang tidak dapat dijelaskan.
  4. Rasa cemas ekstrem atau pingsan.

Pada wanita, gejala serangan jantung kadang tidak khas, seringkali hanya berupa kelelahan ekstrem, nyeri punggung atas, atau gangguan pencernaan, yang membuat diagnosis awal menjadi tertunda.

Faktor Risiko dan Pencegahan

Faktor risiko untuk kedua kondisi ini serupa, meliputi riwayat keluarga dengan PJK, merokok, tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, dan gaya hidup sedentari. Pencegahan terbaik adalah mengelola faktor-faktor risiko ini secara proaktif.

Mengubah pola makan menjadi lebih sehat, kaya serat dan rendah lemak jenuh, serta rutin melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang, dapat sangat membantu menjaga elastisitas pembuluh darah. Berhenti merokok adalah langkah tunggal paling efektif yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan jantung Anda.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang dicurigai sebagai angina yang tidak biasa atau serangan jantung, jangan menunda. Tindakan cepat adalah kunci untuk meminimalkan kerusakan otot jantung. Jangan pernah mencoba mengemudi sendiri ke rumah sakit; segera hubungi layanan darurat medis agar penanganan awal dapat diberikan sesegera mungkin.

🏠 Homepage