Dalam Al-Qur'an, setiap ayat memiliki kedalaman makna dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Salah satu ayat yang sering menjadi sorotan dan pengingat penting bagi kaum Muslimin adalah Surah An-Nisa ayat 9. Ayat ini secara gamblang menyampaikan pesan tentang kehati-hatian dalam berinteraksi, terutama dalam urusan yang menyangkut hak-hak orang lain, khusunya anak-anak. Memahami dan mengamalkan kandungan ayat ini adalah kunci untuk membangun masyarakat yang adil, penuh kasih, dan bertanggung jawab.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya mereka meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."
Ayat ini secara fundamental berbicara tentang tanggung jawab. Allah SWT mengingatkan setiap individu yang memiliki kekuasaan atau wewenang, terutama para orang tua dan wali, untuk memiliki rasa takut (takwa) kepada Allah dalam setiap tindakan mereka. Ketakutan ini bukan sekadar rasa takut biasa, melainkan sebuah kesadaran mendalam akan pengawasan Allah dan perhitungan-Nya di akhirat.
Perintah untuk "meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah" mengacu pada kondisi di mana seseorang tidak lagi mendampingi anak-anaknya, baik karena kematian, perjalanan, atau sebab lainnya. Dalam situasi seperti ini, kekhawatiran terhadap nasib anak-anak – apakah mereka akan terlantar, tidak terurus, atau hak-hak mereka terabaikan – adalah hal yang wajar. Allah SWT menggunakan analogi ini untuk menekankan betapa pentingnya menjaga dan melindungi pihak yang lemah, yang tidak memiliki kekuatan untuk membela diri sendiri.
Lebih lanjut, ayat ini menyerukan dua hal utama yang harus dilakukan:
Meskipun diturunkan berabad-abad yang lalu, makna QS An Nisa ayat 9 tetap sangat relevan dalam kehidupan modern. Ayat ini memberikan prinsip universal tentang perlindungan terhadap yang lemah dan rentan. Siapa saja yang memiliki pengaruh atau kekuasaan, baik sebagai orang tua, pendidik, pemimpin, atau bahkan sebagai individu yang memiliki harta, harus senantiasa memikirkan dampak perbuatannya terhadap pihak yang lebih lemah.
Bagi orang tua, ayat ini adalah pengingat abadi untuk mendidik anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang, memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, dan menanamkan nilai-nilai moral yang luhur. Meninggalkan anak-anak tanpa perhatian yang memadai, baik secara fisik maupun emosional, adalah sebuah kelalaian yang serius.
Di luar ranah keluarga, ayat ini juga mengajarkan pentingnya keadilan sosial. Para pembuat kebijakan, pengusaha, dan siapa pun yang memiliki kesempatan untuk membuat keputusan yang memengaruhi banyak orang harus memastikan bahwa keputusan tersebut tidak merugikan kelompok yang rentan, seperti fakir miskin, anak yatim piatu, kaum disabilitas, atau siapa pun yang secara ekonomi atau sosial berada di posisi yang lebih lemah.
Lebih jauh lagi, konsep "mengucapkan perkataan yang benar" mencakup bagaimana kita berinteraksi di ranah publik, termasuk dalam penggunaan media sosial. Penyebaran informasi yang salah, ujaran kebencian, atau komentar yang merendahkan dapat sangat merugikan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk membela diri. Oleh karena itu, kita dituntut untuk bijak dalam setiap perkataan, menjaga lisan dari hal-hal yang tidak baik dan konstruktif.
Inti dari QS An Nisa ayat 9 adalah panggilan untuk menjadi individu yang bertanggung jawab. Tanggung jawab ini tidak hanya terbatas pada diri sendiri, tetapi meluas kepada komunitas dan generasi mendatang. Dengan senantiasa mengingat Allah, kita akan terdorong untuk selalu berbuat adil, berucap jujur, dan melindungi mereka yang membutuhkan.
Mengamalkan ayat ini berarti menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan penuh kasih. Ini adalah investasi jangka panjang bagi kebaikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan tentu saja, untuk meraih keridhaan Allah SWT. Mari kita jadikan setiap perkataan dan tindakan kita senantiasa dilandasi ketakwaan dan kebenaran, sebagaimana yang diajarkan dalam Surah An Nisa ayat 9.