Anggaran adalah peta jalan finansial bagi entitas apa pun, baik itu perusahaan besar, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), maupun manajemen keuangan rumah tangga. Proses ini tidak hanya berhenti pada penetapan angka, tetapi melibatkan siklus berkelanjutan antara **perencanaan** dan **pengendalian**. Tanpa perencanaan yang matang, sumber daya bisa terbuang sia-sia. Tanpa pengendalian yang ketat, penyimpangan dari rencana hampir pasti terjadi.
Perencanaan anggaran (budgeting) adalah proses formal untuk mengantisipasi pendapatan dan memproyeksikan pengeluaran untuk periode mendatang. Keberhasilan tahap ini bergantung pada asumsi yang realistis dan tujuan strategis yang jelas.
Anggaran yang efektif harus disusun secara partisipatif. Melibatkan manajer departemen dalam penyusunannya meningkatkan rasa kepemilikan dan memastikan bahwa target yang ditetapkan bersifat 'achievable' atau dapat dicapai.
Jika perencanaan adalah fase 'sebelum', maka pengendalian anggaran adalah fase 'selama' dan 'sesudah' implementasi. Pengendalian adalah mekanisme korektif yang memastikan realisasi sejalan dengan rencana awal. Ini melibatkan tiga langkah utama:
Proses perencanaan dan pengendalian bekerja dalam sebuah lingkaran umpan balik yang berkelanjutan.
Pengendalian bukanlah proses tanpa hambatan. Manajemen harus mampu mengatasi resistensi terhadap perubahan, memastikan integritas data yang dilaporkan, dan yang terpenting, menggunakan anggaran sebagai alat bantu manajemen, bukan sebagai alat penghukum. Ketika varians besar terjadi, fokus seharusnya pada mengapa itu terjadi dan bagaimana mencegahnya terulang, bukan sekadar menyalahkan departemen yang bertanggung jawab.
Kesimpulannya, perencanaan yang solid memberikan arah, sementara pengendalian yang ketat memastikan bahwa perjalanan menuju tujuan tersebut tetap efisien dan sesuai jalur finansial yang telah ditetapkan. Keduanya adalah pilar kembar dari tata kelola keuangan yang sehat.