Angin duduk, atau dalam istilah medis sering dikaitkan dengan kondisi perut kembung yang disertai rasa nyeri tajam, adalah keluhan umum yang dialami banyak orang. Sensasi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Walaupun sering dianggap sepele, memahami penyebab angin duduk diperut adalah langkah awal untuk penanganan yang tepat. Kondisi ini terjadi ketika terjadi penumpukan gas di saluran pencernaan, baik di lambung maupun usus.
Gas adalah produk sampingan alami dari proses pencernaan makanan. Gas ini terdiri dari udara yang tertelan saat makan atau minum, serta gas yang dihasilkan bakteri ketika memecah karbohidrat yang tidak tercerna. Ketika jumlah gas terlalu banyak atau saluran pencernaan terhambat, tekanan gas akan menekan dinding usus, memicu rasa nyeri yang khas—kadang terasa seperti ditusuk-tusuk atau diremas.
Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan produksi atau penumpukan gas dalam perut:
Jenis makanan yang kita konsumsi memegang peranan krusial. Beberapa makanan dikenal menghasilkan lebih banyak gas selama proses metabolisme:
Menelan udara secara berlebihan adalah penyebab umum akumulasi gas di perut bagian atas. Kebiasaan ini sering terjadi tanpa disadari:
Kondisi medis tertentu dapat memperburuk penumpukan gas dan rasa nyeri angin duduk:
Keseimbangan bakteri baik dalam usus (mikrobioma) sangat penting untuk pencernaan yang efisien. Ketidakseimbangan, misalnya karena penggunaan antibiotik jangka panjang, dapat menyebabkan bakteri yang tidak biasa tumbuh berlebihan dan memproduksi gas dalam jumlah abnormal, kondisi yang dikenal sebagai Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO).
Setelah mengetahui penyebab angin duduk diperut, langkah selanjutnya adalah mitigasi. Mengubah kebiasaan makan menjadi lebih perlahan, menghindari makanan pemicu gas sementara waktu, dan memastikan hidrasi yang cukup seringkali efektif. Jika nyeri berulang atau sangat hebat, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lain yang lebih serius.