Ilustrasi visual perbandingan populasi gender global.
Pertanyaan mengenai jumlah wanita di dunia adalah salah satu topik demografi yang sangat menarik dan dinamis. Populasi global terus bertambah, dan membagi angka tersebut berdasarkan jenis kelamin memberikan wawasan penting tentang struktur sosial, kesehatan masyarakat, dan potensi ekonomi suatu negara maupun dunia secara keseluruhan. Meskipun angka pastinya selalu berubah setiap detik, data yang dikumpulkan oleh organisasi internasional memberikan perkiraan yang cukup akurat.
Secara umum, perbandingan gender di tingkat global menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan. Rasio ini sering disebut sebagai Rasio Jenis Kelamin pada Saat Kelahiran (Sex Ratio at Birth/SRB). Biasanya, untuk setiap 100 bayi perempuan yang lahir, akan ada sekitar 104 hingga 107 bayi laki-laki. Fenomena biologis alami ini memastikan keseimbangan populasi dalam jangka panjang, karena laki-laki cenderung memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi di usia muda maupun usia dewasa.
Saat ini, perkiraan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga statistik lainnya menunjukkan bahwa total populasi dunia telah melampaui angka 8 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut, pembagiannya mendekati angka yang seimbang, namun masih sedikit didominasi oleh populasi laki-laki.
Penting untuk dicatat bahwa rasio ini sangat bervariasi antar wilayah. Beberapa negara, terutama di Asia Timur dan Asia Selatan, menunjukkan SRB yang jauh lebih tinggi dari rata-rata global. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh preferensi budaya terhadap anak laki-laki yang, meskipun telah berkurang, masih dapat memengaruhi tren kelahiran di beberapa lokasi.
Faktor krusial lainnya yang memengaruhi jumlah wanita dalam populasi adalah harapan hidup. Di hampir semua negara di dunia, wanita hidup lebih lama daripada pria. Fenomena ini didukung oleh faktor biologis (kromosom) dan juga faktor sosio-behavioral (pria cenderung memiliki risiko lebih tinggi dalam pekerjaan berbahaya dan perilaku berisiko).
Sebagai hasilnya, ketika kita melihat struktur populasi berdasarkan kelompok usia, situasinya berbalik. Pada kelompok usia yang lebih tua (misalnya, di atas 65 tahun), jumlah wanita seringkali jauh melebihi jumlah pria. Ini menciptakan dinamika sosial yang berbeda, seperti kebutuhan akan perawatan jangka panjang dan peran wanita sebagai kelompok demografi yang dominan di usia lanjut.
Analisis terperinci menunjukkan bahwa distribusi jumlah wanita di dunia tidak merata. Negara-negara maju cenderung memiliki rasio jenis kelamin yang lebih seimbang atau bahkan sedikit lebih banyak wanita, terutama karena harapan hidup yang tinggi dan SRB yang normal. Contohnya, di banyak negara Eropa, jumlah wanita lansia sangat signifikan.
Sebaliknya, negara-negara dengan migrasi tenaga kerja laki-laki yang tinggi (misalnya, negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah) seringkali menunjukkan ketidakseimbangan yang mencolok di mana populasi laki-laki dewasa jauh melebihi populasi wanita. Data demografi ini membantu pemerintah merencanakan sumber daya, mulai dari pendidikan, layanan kesehatan reproduksi, hingga pensiun.
Kesimpulannya, meskipun angka pasti selalu berubah, studi tentang jumlah wanita di dunia menunjukkan keseimbangan yang rapuh dan dinamis. Wanita merupakan separuh inti dari populasi global, dan dinamika pertumbuhan, migrasi, serta harapan hidup mereka terus membentuk lanskap sosial dan ekonomi dunia kita.