Pertanyaan mengenai jumlah total ayat dalam Al-Qur'an adalah seringkali memicu diskusi di kalangan umat Islam karena adanya perbedaan metodologi penghitungan yang digunakan oleh para ulama qiraat (ahli bacaan) terdahulu. Namun, konsensus yang paling luas dan dipegang oleh mayoritas ulama Sunni adalah bahwa Al-Qur'an terdiri dari 6.236 ayat, jika kita menghitung hanya ayat-ayat yang memiliki penanda (tanda akhir ayat) yang jelas dalam mushaf standar Utsmani.
Jika memasukkan penomoran awal dari setiap surat (basmalah) sebagai satu ayat tersendiri—kecuali untuk Surah At-Taubah—maka angka total ayat yang sering disebutkan adalah 6.666 ayat. Penting untuk dipahami bahwa perbedaan ini lebih bersifat teknis penomoran daripada perbedaan substansi wahyu yang diturunkan.
Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, terdiri dari 114 surat (bab). Struktur ayat (ayah, jamak dari ayat) adalah unit terkecil dari wahyu. Perbedaan utama dalam menentukan jumlah total ayat terletak pada perlakuan terhadap lafal Bismillahirrahmanirrahim yang terdapat di awal setiap surat, kecuali Surah At-Taubah.
Metode yang paling sering digunakan, terutama di Indonesia, Pakistan, India, dan sebagian besar dunia Islam, mengacu pada standar yang dikodifikasikan pada masa Khalifah Utsman bin Affan, meskipun penomoran modernnya dilakukan kemudian. Dalam metode ini, Basmalah di awal surat dianggap bukan bagian integral dari ayat pertama surat tersebut, kecuali pada Surah Al-Fatihah (di mana Basmalah adalah ayat pertama).
Dengan metode ini, jumlah ayat dikonfirmasi sebagai 6.236 ayat. Penghitungan ini berfokus pada tanda akhir ayat yang tertera pada mushaf standar.
Beberapa tradisi penghitungan, khususnya yang berasal dari Mekah atau Madinah (sebelum kodifikasi resmi yang lebih ketat), cenderung memperlakukan setiap Bismillahirrahmanirrahim di awal surat (sebanyak 113 kali, karena At-Taubah tidak memilikinya) sebagai satu ayat tersendiri. Karena Al-Fatihah sudah dihitung sebagai ayat pertama, dan Basmalah-nya dianggap ayat pertama juga, totalnya menjadi lebih tinggi.
Jika Basmalah pada 113 surat lainnya ditambahkan, ditambah 6236 ayat yang sudah dihitung, dan penomoran awal surat dihitung, muncul angka 6.666 ayat. Angka ini populer karena dianggap 'angka sempurna' dalam beberapa literatur lama, namun secara metodologis, banyak ahli tafsir modern cenderung merujuk pada 6.236 ayat untuk konsistensi standar mushaf.
Untuk memberikan perspektif tentang bagaimana ayat-ayat ini terdistribusi, perlu disebutkan bahwa ayat terpanjang dalam Al-Qur'an terdapat dalam Surah Al-Baqarah, yaitu ayat 282, yang berkaitan dengan utang piutang. Sebaliknya, banyak surat pendek di akhir Al-Qur'an (seperti Surah Al-Kautsar) hanya memiliki tiga ayat.
Struktur ini—terdiri dari surat-surat yang panjangnya sangat bervariasi dan jumlah ayat yang bervariasi pula—menunjukkan keajaiban susunan Al-Qur'an. Ayat-ayat ini diwahyukan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW di Mekah dan Madinah, sebelum akhirnya dibukukan dan distandarisasi penomorannya.
Memahami adanya variasi kecil dalam jumlah ayat sangat krusial ketika merujuk pada tafsir atau hadis yang menyebutkan nomor ayat spesifik. Misalnya, ketika seorang ulama dari tradisi tertentu menyebutkan bahwa Ayat X dari Surah Y adalah ayat terpanjang, kita perlu memastikan apakah penghitungan mereka menyertakan atau mengecualikan Basmalah awal.
Terlepas dari perbedaan penghitungan teknis ini, kebenaran inti dari Al-Qur'an tidak pernah berubah. Seluruh umat Islam sepakat bahwa Al-Qur'an memiliki 114 surat, dan bahwa setiap kata serta huruf di dalamnya adalah firman Allah SWT. Variasi pada hitungan ayat adalah masalah *manqul* (periwayatan penomoran) dan bukan *matn* (teks wahyu itu sendiri).
Oleh karena itu, ketika Anda mencari informasi tentang jumlah total ayat dalam Al-Qur'an adalah, jawaban paling aman dan diterima secara luas adalah 6.236 ayat, merujuk pada penanda ayat standar yang digunakan dalam mayoritas cetakan mushaf saat ini.