Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang dikenal dengan julukan "Bumi Lambung Mangkurat". Salah satu indikator penting dalam pembangunan daerah adalah distribusi dan pertumbuhan penduduk. Memahami jumlah penduduk di setiap kabupaten dan kota memberikan landasan kuat bagi perencanaan infrastruktur, alokasi anggaran, serta penyediaan layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan.
Data demografi di Kalimantan Selatan selalu dinamis, namun angka resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi acuan utama. Provinsi ini terdiri dari 13 wilayah administratif, yaitu 11 kabupaten dan 2 kota. Secara umum, kepadatan penduduk cenderung terkonsentrasi di wilayah yang berdekatan dengan ibu kota provinsi, Banjarmasin, serta daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi signifikan seperti pertambangan dan perkebunan.
Perbandingan jumlah penduduk antar kabupaten/kota sering kali menunjukkan disparitas yang cukup jelas. Wilayah dengan populasi terbesar biasanya menjadi motor penggerak ekonomi, sementara wilayah dengan populasi lebih kecil memerlukan perhatian khusus dalam hal pemerataan pembangunan dan aksesibilitas layanan. Berikut adalah gambaran umum data kependudukan terkini untuk setiap wilayah administratif di Kalimantan Selatan.
| No. | Nama Kabupaten/Kota | Perkiraan Jumlah Penduduk |
|---|---|---|
| 1 | Kabupaten Tanah Laut | ± 350.000 jiwa |
| 2 | Kabupaten Kota Baru | ± 420.000 jiwa |
| 3 | Kabupaten Banjar | ± 580.000 jiwa |
| 4 | Kabupaten Barito Kuala | ± 300.000 jiwa |
| 5 | Kabupaten Tapin | ± 200.000 jiwa |
| 6 | Kabupaten Hulu Sungai Selatan | ± 240.000 jiwa |
| 7 | Kabupaten Hulu Sungai Tengah | ± 280.000 jiwa |
| 8 | Kabupaten Hulu Sungai Utara | ± 230.000 jiwa |
| 9 | Kabupaten Tabalong | ± 260.000 jiwa |
| 10 | Kabupaten Tanah Bumbu | ± 340.000 jiwa |
| 11 | Kabupaten Balangan | ± 130.000 jiwa |
| 12 | Kota Banjarmasin | ± 700.000 jiwa |
| 13 | Kota Banjarbaru | ± 300.000 jiwa |
Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan masih terkonsentrasi di wilayah geografis yang relatif sempit, terutama di sekitar jalur Sungai Barito dan area pesisir. Kota Banjarmasin, sebagai pusat metropolitan, memegang jumlah penduduk terbesar, diikuti oleh Kabupaten Banjar yang mengelilinginya. Konsentrasi tinggi ini membawa tantangan dalam hal pengelolaan lingkungan perkotaan, kemacetan, dan penyediaan lapangan kerja yang memadai.
Di sisi lain, beberapa kabupaten di wilayah pedalaman atau yang baru dimekarkan masih menghadapi tantangan dalam menarik investasi dan mempertahankan penduduk usia produktif agar tidak berpindah ke pusat kota. Program pemerataan pembangunan infrastruktur menjadi kunci untuk memastikan bahwa pertumbuhan penduduk yang sehat dapat terjadi di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
Tingkat pertumbuhan alami penduduk juga dipengaruhi oleh mobilitas internal. Misalnya, peningkatan status administrasi sebuah wilayah menjadi kota mandiri (seperti Banjarbaru) seringkali menarik migrasi dari kabupaten sekitar yang mencari peluang pendidikan atau layanan kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, pembaruan data kependudukan secara berkala adalah esensial untuk menjaga akurasi perencanaan tata ruang dan kebijakan kependudukan di Bumi Lambung Mangkurat ini.
Memahami tren ini memungkinkan pemerintah daerah untuk merumuskan strategi yang tepat sasaran, baik untuk mengelola urbanisasi di kawasan metropolitan maupun untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah-wilayah dengan kepadatan penduduk yang lebih rendah. Data jumlah penduduk kabupaten di Kalimantan Selatan bukan hanya sekadar angka statistik, melainkan peta jalan untuk masa depan sosial dan ekonomi provinsi.