Visualisasi sederhana mengenai distribusi gender populasi dunia.
Pertanyaan mengenai jumlah laki-laki dan perempuan di dunia adalah salah satu data demografi paling fundamental yang terus dipantau oleh organisasi global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Populasi dunia terus bertambah, dan bersamaan dengan itu, struktur usia dan distribusi gender juga mengalami dinamika yang menarik. Secara historis, telah terjadi sedikit keunggulan jumlah laki-laki dibandingkan perempuan pada tingkat global, meskipun rasio ini sangat bervariasi antar wilayah dan negara.
Ketika kita melihat data agregat populasi global, rasio jenis kelamin (Sex Ratio at Birth/SRB) sering kali menunjukkan bahwa ada sekitar 105 hingga 107 bayi laki-laki yang lahir untuk setiap 100 bayi perempuan. Fenomena alamiah ini cenderung menghasilkan populasi total di mana jumlah laki-laki sedikit lebih besar. Namun, perlu dicatat bahwa rasio ini mulai berubah seiring bertambahnya usia populasi.
Perbedaan rasio kelahiran ini sebagian besar dianggap sebagai faktor biologis murni. Namun, faktor lain seperti preferensi gender dalam beberapa budaya atau praktik tertentu di masa lalu juga dapat sedikit memengaruhi data di tingkat nasional. Meskipun demikian, rasio kelahiran awal ini adalah kontributor utama mengapa total populasi pria global biasanya sedikit melebihi total populasi wanita.
Seiring berjalannya waktu, perempuan secara umum memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan laki-laki di hampir semua negara. Hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor biologis (kerentanan genetik yang lebih rendah terhadap penyakit tertentu) dan faktor sosial (kecenderungan perilaku hidup yang lebih berisiko pada pria). Akibatnya, di kelompok usia yang lebih tua (lansia), rasio cenderung berbalik, di mana perempuan menjadi lebih dominan secara jumlah.
Untuk mendapatkan gambaran yang akurat mengenai jumlah laki-laki dan perempuan di dunia, para demografer mengandalkan proyeksi dan survei berkala. Meskipun angka pastinya selalu bergerak, tren menunjukkan bahwa ketidakseimbangan gender total cenderung menyempit. Jika populasi laki-laki saat ini mungkin sedikit melebihi miliaran tertentu, populasi perempuan mengikuti dengan selisih yang relatif kecil. Misalnya, jika total populasi dunia mencapai 8 miliar, perbedaan antara jumlah laki-laki dan perempuan mungkin hanya berkisar puluhan juta jiwa.
Faktor-faktor seperti tingkat migrasi, konflik, dan standar kesehatan juga memainkan peran penting. Negara-negara yang mengalami tingkat imigrasi pria yang tinggi (misalnya, untuk pekerjaan konstruksi atau pertambangan) akan menunjukkan rasio gender yang timpang di usia produktif. Sebaliknya, negara dengan tingkat mortalitas pria yang tinggi akibat penyakit terkait gaya hidup (seperti penyakit jantung atau kecelakaan kerja) akan melihat kesenjangan yang semakin lebar menuju sisi perempuan dalam populasi yang menua.
Memahami distribusi gender ini sangat krusial. Ketidakseimbangan yang signifikan—baik kelebihan laki-laki maupun kelebihan perempuan di kelompok usia tertentu—dapat menimbulkan implikasi sosial dan ekonomi. Surplus laki-laki muda, misalnya, terkadang dikaitkan dengan peningkatan risiko ketidakstabilan sosial jika tidak ada peluang ekonomi yang memadai. Sebaliknya, surplus perempuan lanjut usia memerlukan fokus kebijakan yang lebih besar pada layanan kesehatan geriatri dan sistem pensiun yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, meskipun data global saat ini mengindikasikan sedikit keunggulan jumlah laki-laki pada keseluruhan populasi, hal ini adalah hasil dari keseimbangan kompleks antara rasio kelahiran yang lebih tinggi pada pria dan harapan hidup yang lebih panjang pada wanita. Data ini terus menjadi subjek pembaruan dan analisis untuk mendukung perencanaan pembangunan yang inklusif dan adil di seluruh planet ini.