Salah satu pertanyaan fundamental yang sering muncul di benak umat Islam ketika mempelajari Al-Qur'an adalah mengenai jumlah total ayat yang terkandung di dalamnya. Sebagai pedoman hidup dan sumber hukum utama, keakuratan informasi mengenai struktur Al-Qur'an sangatlah penting. Namun, jawaban atas pertanyaan ini tidak selalu tunggal dan seragam di setiap mazhab atau tradisi periwayatan. Perbedaan pendapat ini seringkali menimbulkan kebingungan, padahal inti dari ajaran Al-Qur'an tetap utuh dan terjaga.
Mengapa Terdapat Perbedaan Penghitungan?
Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat dalam Al-Qur'an berakar pada perbedaan metode penghitungan yang digunakan oleh para ulama qira'at (pembacaan Al-Qur'an) dan ahli mushaf di berbagai pusat keilmuan Islam klasik. Secara umum, perbedaan ini tidak berkaitan dengan substansi teks Al-Qur'an itu sendiri, melainkan pada penentuan di mana satu ayat berakhir dan ayat berikutnya dimulai, terutama pada ayat-ayat yang diakhiri dengan tanda baca atau tanda berhenti.
Setiap mushaf harus mencerminkan otentisitas wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW. Namun, dalam proses penulisan dan kodifikasi awal, penandaan akhir ayat (yang kini kita kenal sebagai pemisah ayat) membutuhkan kesepakatan yang lebih rinci. Terdapat beberapa riwayat utama mengenai jumlah ayat ini.
Tiga Pendapat Utama Mengenai Jumlah Ayat
Mayoritas ulama dan mushaf yang beredar luas saat ini sepakat pada salah satu angka utama, namun penting untuk mengetahui variasi yang ada:
- Pendapat Kufah (Madinah dan Syam): Ini adalah pandangan yang paling populer dan menjadi standar di banyak negara Muslim saat ini. Menurut riwayat ini, jumlah ayat Al-Qur'an adalah 6.236 ayat (jika Basmalah di awal surah tidak dihitung sebagai ayat terpisah dari Surah Al-Fatihah, atau 6.236 tanpa menghitung Basmalah di awal surah).
- Pendapat Basrah: Beberapa tradisi penghitungan dari Basrah mencatat jumlah ayat yang sedikit lebih banyak, yaitu sekitar 6.204 ayat. Perbedaan ini sering kali disebabkan oleh pemisahan atau penggabungan beberapa potongan kalimat tertentu menjadi satu ayat utuh.
- Pendapat Makkah: Riwayat dari Mekah mencatat jumlah ayat sebanyak 6.210 ayat.
Selain itu, perlu dicatat mengenai Basmalah (بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ). Basmalah ini terdapat di awal 113 surah (semua surah kecuali Surah At-Taubah). Perbedaan utama muncul: apakah Basmalah di awal Surah Al-Fatihah dihitung sebagai ayat pertama, ataukah hanya pembukaan non-ayat? Jika Basmalah di awal Al-Fatihah dihitung, maka angka total ayat akan bertambah satu.
Angka Yang Paling Sahih dan Berlaku Umum
Meskipun variasi tersebut ada, untuk kebutuhan umum dan dalam mushaf yang dicetak secara internasional (seperti Mushaf Madinah), jumlah ayat yang diterima secara luas adalah 6.236 ayat (tanpa menghitung Basmalah di awal surah sebagai ayat terpisah, namun menghitungnya sebagai bagian dari ayat pembuka Surah Al-Fatihah). Jika Basmalah di awal surah lainnya dijumlahkan, angka total ayat yang terlihat pada penomoran di mushaf modern seringkali menunjukkan angka yang lebih tinggi, mendekati 6.666 ayat jika semua Basmalah dihitung sebagai ayat terpisah (sebuah pandangan yang kurang populer).
Penting untuk ditekankan kembali bahwa perbedaan jumlah ayat ini hanyalah masalah penomoran teknis atau penandaan akhir ayat (waqaf). Substansi, kalimat, dan urutan surah Al-Qur'an 100% terjaga dan tidak berubah sejak diwahyukan kepada Rasulullah SAW. Setiap ulama yang berbeda metode penghitungannya tetap berpegang teguh pada teks yang sama persis.
Penutup
Fokus utama umat Islam seharusnya bukan terperosok dalam perdebatan angka teknis, melainkan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan isi Al-Qur'an. Konsistensi dalam teks wahyu adalah mukjizat yang telah dibuktikan oleh sejarah. Baik itu 6.236 atau variasi lainnya, Al-Qur'an tetaplah satu, lengkap, dan terpelihara hingga akhir zaman.