Perhitungan ini didasarkan pada kalender Islam global yang umumnya dijadikan acuan. Penetapan awal Ramadan bisa sedikit berbeda antar lembaga astronomi dan pemerintah di berbagai negara, tergantung pada metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit). Namun, angka yang ditampilkan memberikan gambaran perkiraan yang akurat untuk umat yang mempersiapkan diri menyambut bulan penuh ampunan ini.

Bulan Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Ia adalah madrasah terbesar bagi umat Muslim. Di bulan inilah kita dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kepekaan sosial, mempererat tali silaturahmi, serta menggali potensi diri dalam ibadah dan amal kebaikan. Semakin dekatnya Ramadan, semakin kuat pula dorongan untuk memperbaiki kualitas ibadah, memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan tadarus. Kesempatan emas untuk membersihkan hati dan jiwa dari segala kotoran duniawi.

Mempersiapkan diri menjelang Ramadan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Selain dari segi fisik dengan menjaga kesehatan, persiapan spiritual menjadi kunci utama. Mulailah untuk menjadwalkan kembali rutinitas harian agar lebih banyak waktu teralokasi untuk ibadah. Evaluasi diri, mohon ampunan atas segala kesalahan, dan niatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di bulan suci ini. Mengetahui waktu yang tersisa melalui hitung mundur ini diharapkan dapat memotivasi kita untuk terus berbenah.

Fase pra-Ramadan ini juga seringkali diisi dengan kajian-kajian keislaman yang membahas mengenai fadhilah (keutamaan) bulan Ramadan, adab berpuasa, hingga sunnah-sunnah yang dianjurkan. Dengan ilmu yang memadai, ibadah yang kita jalani akan semakin bermakna dan sesuai dengan tuntunan syariat.