Ilustrasi Anggrek Grammatophyllum
*Grammatophyllum singo edan* adalah salah satu anggota genus *Grammatophyllum* yang menarik perhatian para kolektor anggrek. Dikenal dengan julukan "Anggrek Singa Gila" atau "Singo Edan", nama ini kemungkinan besar merujuk pada penampilan bunganya yang rimbun dan coraknya yang terkadang menyerupai pola tertentu, meskipun interpretasinya bisa beragam. Anggrek ini memiliki daya tarik tersendiri, berbeda dari anggrek epifit lainnya yang lebih umum.
Anggrek ini merupakan jenis monopodial, artinya ia tumbuh memanjang ke atas dari satu titik tumbuh utama. Salah satu ciri khas paling mencolok adalah pseudobulb-nya yang besar dan berair, berfungsi sebagai cadangan makanan dan air. Ini memungkinkan *G. singo edan* bertahan dalam kondisi lingkungan yang kadang sulit di habitat aslinya.
Seperti kebanyakan anggrek tropis, *Grammatophyllum singo edan* berasal dari wilayah hutan hujan di Asia Tenggara, meskipun persebarannya tidak seluas spesies anggrek lainnya. Di alam liar, ia tumbuh menempel pada batang pohon besar (epifit) atau kadang-kadang di celah bebatuan (litofit). Kebutuhan akan kelembaban tinggi dan sirkulasi udara yang baik adalah kunci utama bagi kelangsungan hidupnya.
Memahami habitat alami sangat penting bagi para penanam. Tanpa ventilasi yang memadai, pseudobulb yang menyimpan banyak air rentan terhadap pembusukan. Di daerah asalnya, anggrek ini menikmati naungan parsial, di mana ia terlindungi dari sinar matahari langsung yang terik, namun tetap mendapatkan cukup cahaya untuk fotosintesis.
Struktur vegetatif *G. singo edan* sangat kokoh. Daunnya tebal, berdaging, dan tersusun rapat di bagian atas pseudobulb. Namun, daya tarik utamanya terletak pada perbungaannya. Anggrek ini menghasilkan tandan bunga yang menjuntai (raceme) dengan panjang yang bisa mencapai puluhan sentimeter.
Bunga *Singo Edan* biasanya berukuran sedang, namun jumlahnya sangat banyak sehingga menciptakan pemandangan yang spektakuler saat mekar penuh. Warna bunganya sering didominasi corak kuning keemasan dengan bintik-bintik atau garis-garis merah kecoklatan yang khas. Bintik inilah yang sering menjadi fokus pengamatan karena memberikan kesan "liar" atau "edan" pada penampilannya. Aroma yang dikeluarkan bunganya pun seringkali menjadi daya tarik tambahan, meskipun intensitas dan jenis aromanya bervariasi antar koleksi.
Membudidayakan *Grammatophyllum singo edan* memerlukan perhatian khusus terhadap media tanam dan penyiraman. Media harus sangat porous, seringkali menggunakan campuran kulit kayu pinus kasar, arang, atau sekam bakar. Tujuannya adalah meniru kondisi di mana akar anggrek dapat bernapas dengan baik.
Penyiraman harus dilakukan secara teratur, terutama saat musim pertumbuhan aktif, namun penting untuk membiarkan media sedikit mengering sebelum disiram lagi untuk mencegah busuk akar. Pemberian pupuk dengan kandungan yang seimbang, khususnya saat fase pertumbuhan daun dan pseudobulb, akan mendorong pembungaan yang lebih baik di masa mendatang. Karena ukurannya yang cenderung membesar seiring waktu, anggrek ini membutuhkan pot yang cukup besar untuk menampung perkembangan pertumbuhannya dalam jangka panjang.