Di antara keanekaragaman anggrek tropis, Dendrobium anosmum huttonii menonjol dengan pesonanya yang eksotis dan aromanya yang memikat. Anggrek ini, yang sering kali disebut sebagai 'Anggrek Berduri' (meski nama 'anosmum' mengacu pada bau yang menyengat atau berbeda), adalah salah satu subspesies yang paling dicari karena kualitas bunganya yang luar biasa dan cara tumbuhnya yang unik.
Spesies Dendrobium anosmum secara umum dikenal karena memiliki pseudobulb (batang semu) yang panjang, ramping, dan menggantung, yang bisa mencapai panjang lebih dari satu meter. Namun, varian huttonii sering kali memperlihatkan intensitas warna yang lebih kaya pada bunganya, menjadikannya favorit para kolektor di seluruh dunia.
Dendrobium anosmum huttonii adalah anggrek epifit, yang berarti di alam liar ia tumbuh menempel pada pohon sebagai inang, tidak mengambil nutrisi dari inangnya melainkan hanya menggunakan sebagai tempat bertumpu. Habitat aslinya tersebar di wilayah Asia Tenggara yang lembap dan hangat.
Ciri khas huttonii terletak pada kombinasi warna bunganya. Sepal dan petal umumnya berwarna ungu muda hingga magenta cerah. Namun, daya tarik utama terletak pada labellum (bibir bunga) yang sering kali memiliki warna kontras yang mencolok, dengan corak merah tua keunguan yang intens di bagian tengahnya, seringkali dihiasi dengan tekstur bergelombang atau berumbai.
Salah satu aspek paling terkenal (dan kadang diperdebatkan) dari spesies anosmum adalah aromanya. Meskipun secara etimologi nama "anosmum" bisa menyiratkan bau yang tidak sedap, anggrek ini justru terkenal karena wanginya yang manis dan kuat, terutama pada varietas tertentu. Dendrobium anosmum huttonii cenderung memancarkan parfum yang kaya, seringkali digambarkan memiliki nuansa madu atau vanila yang menyebar luas saat bunga mekar penuh.
Aroma ini biasanya paling kuat dirasakan pada pagi hari atau saat suhu udara sedang hangat. Kekuatan wanginya inilah yang seringkali membuat anggrek ini dipertimbangkan untuk dibudidayakan, bahkan oleh mereka yang mungkin tidak memiliki banyak ruang untuk memamerkan batang menggantungnya yang panjang.
Meskipun anggrek ini terlihat dramatis, perawatan Dendrobium anosmum huttonii cukup mengikuti aturan umum budidaya anggrek epifit, namun dengan penekanan pada siklus kering dan basah yang jelas.
Anggrek ini membutuhkan cahaya yang terang namun tidak langsung. Cahaya matahari langsung dapat membakar daun dan pseudobulb. Idealnya, tempatkan di bawah naungan (seperti di bawah pohon besar atau di bawah naungan paranet dengan intensitas 50-70%).
Kunci keberhasilan adalah meniru musim hujan dan musim kering di habitat aslinya. Selama musim pertumbuhan aktif (saat daun baru muncul), penyiraman harus sering dilakukan, menjaga media tetap lembap. Namun, saat pseudobulb sudah matang dan siap untuk pembungaan (biasanya di akhir musim kemarau), penyiraman harus dikurangi drastis. Kekeringan parsial ini yang sering memicu pembungaan. Kelembapan udara yang tinggi sangat dianjurkan.
Gunakan media tanam yang sangat poros agar akar tidak membusuk, seperti campuran kulit kayu pinus kasar, perlit, atau arang. Karena sifatnya yang menggantung, menanamnya pada pot gantung atau papan kayu adalah pilihan yang sangat baik untuk memungkinkan pseudobulb berkembang alami. Repotting sebaiknya dilakukan hanya ketika media sudah mulai terdegradasi atau jika akar sudah terlalu penuh.
Dendrobium anosmum huttonii adalah harta karun botani. Perpaduan antara batang yang anggun, bunga berwarna cerah, dan aroma yang memabukkan menjadikannya spesies yang layak mendapatkan perhatian khusus dalam koleksi anggrek. Dengan memahami kebutuhan siklus kering dan basah yang dimilikinya, pembudidaya dapat menikmati pemandangan anggun bunga yang menjuntai dan wangi khas yang mengisi udara.