Ikon Skripsi Kualitatif

Contoh Skripsi Kualitatif Menggunakan Angket: Panduan dan Implementasi

Dalam dunia penelitian akademis, skripsi kualitatif dikenal dengan kedalaman analisis dan fokus pada pemahaman fenomena dari perspektif partisipan. Namun, tak jarang peneliti kualitatif juga mengintegrasikan metode kuantitatif, seperti penggunaan angket, untuk melengkapi data dan memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Artikel ini akan membahas contoh skripsi kualitatif menggunakan angket, serta bagaimana keduanya dapat bersinergi secara efektif.

Memahami Kualitatif dan Peran Angket

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggali makna, interpretasi, dan pengalaman mendalam dari subjek penelitian. Metode utamanya seringkali melibatkan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen. Angket, di sisi lain, biasanya diasosiasikan dengan penelitian kuantitatif yang berfokus pada pengukuran dan generalisasi data numerik.

Namun, integrasi angket dalam studi kualitatif bukan berarti mengubahnya menjadi kuantitatif. Angket dalam konteks ini dapat berfungsi sebagai:

Contoh Struktur Skripsi Kualitatif dengan Angket

Sebuah skripsi kualitatif yang mengintegrasikan angket biasanya akan menampilkan struktur sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bagian ini akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Penting untuk dijelaskan sejak awal bahwa penelitian ini bersifat kualitatif namun akan menggunakan angket sebagai salah satu alat pengumpulan data pendukung.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Menguraikan teori-teori relevan dan penelitian terdahulu. Jika ada penelitian kuantitatif yang mendahului atau menjadi dasar, ini akan dijelaskan di sini.

Bab III: Metodologi Penelitian

Ini adalah bab kunci di mana integrasi metode dijelaskan secara rinci:

Implementasi Angket dalam Studi Kualitatif

Misalkan penelitian berjudul "Pengalaman Mahasiswa dalam Mengadaptasi Pembelajaran Daring: Studi Kasus di Universitas X".

Metode wawancara mendalam akan dilakukan kepada sejumlah mahasiswa terpilih untuk menggali pengalaman mereka secara mendalam. Namun, sebelum wawancara, peneliti dapat mendistribusikan angket singkat kepada populasi mahasiswa yang lebih luas (atau sampel yang lebih besar) yang bertujuan untuk:

"Mengidentifikasi tingkat kenyamanan awal mahasiswa terhadap platform pembelajaran daring, kesulitan umum yang dihadapi, dan preferensi media pembelajaran yang paling disukai. Hasil angket ini akan menjadi dasar untuk mengelompokkan responden wawancara dan memfokuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik pada isu-isu yang paling relevan."

Contoh pertanyaan angket bisa meliputi:

Data dari angket ini kemudian dianalisis secara deskriptif. Misalnya, dapat dilaporkan bahwa 70% mahasiswa merasa cukup nyaman, 40% mengalami kesulitan teknis, dan faktor 'materi perkuliahan' menjadi jawaban paling dominan terkait motivasi belajar. Temuan ini kemudian menjadi pijakan awal untuk wawancara mendalam. Peneliti dapat menanyakan kepada informan wawancara mengapa mereka merasa nyaman/tidak nyaman, apa saja kesulitan teknis spesifik yang dialami, dan bagaimana mereka memandang materi perkuliahan dalam konteks pembelajaran daring.

Keunggulan Integrasi Metode

Menggabungkan angket dalam skripsi kualitatif memberikan beberapa keunggulan:

Kesimpulan

Contoh skripsi kualitatif menggunakan angket menunjukkan bahwa metodologi penelitian tidak selalu harus bersifat eksklusif. Dengan perencanaan yang matang dan pemahaman yang jelas mengenai peran masing-masing instrumen, angket dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk memperkaya dan memperkuat temuan penelitian kualitatif, memberikan perspektif yang lebih utuh tanpa mengorbankan kedalaman analisis yang menjadi ciri khas penelitian kualitatif.

🏠 Homepage