Memahami Anggaran Fleksibel

Apa Itu Anggaran Fleksibel?

Anggaran adalah rencana keuangan yang membatasi pengeluaran selama periode waktu tertentu. Namun, dunia nyata jarang berjalan sesuai rencana. Di sinilah peran anggaran fleksibel menjadi sangat penting. Berbeda dengan anggaran statis (atau tetap) yang hanya berlaku untuk satu tingkat aktivitas tertentu, anggaran fleksibel dirancang untuk menyesuaikan diri secara otomatis berdasarkan tingkat aktivitas aktual yang terjadi.

Secara sederhana, anggaran fleksibel menyediakan serangkaian target pengeluaran yang berubah seiring perubahan volume produksi, penjualan, atau jam kerja. Jika Anda memproduksi lebih banyak barang dari yang diperkirakan, biaya variabel Anda akan meningkat sesuai, dan anggaran Anda akan menyesuaikan batas pengeluaran tersebut.

Konsep utama di balik anggaran ini adalah pemisahan antara biaya tetap (yang tidak berubah terlepas dari volume kegiatan, seperti sewa kantor) dan biaya variabel (yang berfluktuasi sebanding dengan volume, seperti bahan baku).

Contoh Anggaran Fleksibel dalam Praktik

Anggaran fleksibel paling sering digunakan dalam analisis biaya dan pengendalian kinerja operasional, terutama di departemen manufaktur atau layanan. Berikut adalah contoh anggaran fleksibel sederhana untuk departemen pengemasan:

1. Identifikasi Komponen Biaya

Perusahaan menetapkan bahwa biaya pengemasan terdiri dari:

• Biaya Tetap: Gaji supervisor pengemasan per bulan: Rp 10.000.000 (tetap untuk kapasitas produksi saat ini).
• Biaya Variabel: Biaya bahan karton dan lakban per unit yang diproduksi: Rp 2.000 per unit.

2. Anggaran Statis vs. Fleksibel

Anggaran Statis (Berdasarkan Rencana Awal): Jika rencana awal adalah memproduksi 5.000 unit.

• Biaya Tetap: Rp 10.000.000
• Biaya Variabel (5.000 unit x Rp 2.000): Rp 10.000.000
• Total Anggaran Awal: Rp 20.000.000

Kenyataan: Ternyata produksi aktual mencapai 6.000 unit.

Penerapan Anggaran Fleksibel: Anggaran disesuaikan untuk tingkat aktivitas 6.000 unit.

• Biaya Tetap: Rp 10.000.000 (Tidak berubah)
• Biaya Variabel (6.000 unit x Rp 2.000): Rp 12.000.000
• Total Anggaran Fleksibel (Target Baru): Rp 22.000.000

3. Penggunaan dalam Evaluasi Kinerja

Jika biaya pengemasan aktual yang terjadi adalah Rp 21.500.000, manajer dapat membandingkannya dengan Target Fleksibel (Rp 22.000.000). Hasilnya adalah penghematan sebesar Rp 500.000. Jika manajer membandingkannya dengan Anggaran Statis awal (Rp 20.000.000), mereka akan tampak melebihi anggaran sebesar Rp 1.500.000, padahal kenaikan biaya tersebut disebabkan oleh peningkatan volume produksi yang sah.

Keuntungan Menggunakan Anggaran Fleksibel

Penggunaan anggaran fleksibel memberikan alat manajemen yang jauh lebih superior untuk pengendalian biaya dibandingkan anggaran statis. Beberapa manfaat utamanya meliputi:

• Penilaian Kinerja yang Adil: Memungkinkan perbandingan yang adil antara biaya aktual dan biaya yang seharusnya dikeluarkan pada tingkat output yang dicapai.
• Kontrol Biaya yang Lebih Baik: Membantu manajer membedakan antara pengeluaran yang boros (varians yang tidak menguntungkan) dan pengeluaran yang memang diperlukan karena lonjakan volume kerja.
• Pengambilan Keputusan yang Lebih Akurat: Menyediakan data yang lebih reliabel mengenai bagaimana biaya berperilaku pada berbagai tingkat aktivitas operasional.
• Perencanaan Jangka Pendek yang Responsif: Memungkinkan perusahaan merespons perubahan permintaan pasar dengan cepat tanpa melanggar kerangka anggaran mereka.