Cara Membuat Angkak untuk DBD yang Efektif

Ilustrasi: Simbol kesehatan dan kewaspadaan

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Angkak, atau beras merah fermentasi, sering disebut sebagai salah satu pengobatan tradisional yang dipercaya dapat membantu meningkatkan trombosit pada penderita DBD. Namun, penting untuk memahami bahwa angkak bukanlah obat tunggal dan efektivitasnya perlu didukung oleh perawatan medis profesional.

Apa Itu Angkak?

Angkak adalah beras yang telah difermentasi menggunakan ragi Monascus purpureus. Proses fermentasi ini menghasilkan pigmen merah khas pada beras, yang dipercaya memiliki berbagai khasiat kesehatan. Secara tradisional, angkak telah digunakan dalam pengobatan Tiongkok untuk mengatasi berbagai keluhan, termasuk masalah pencernaan, sirkulasi darah, dan juga untuk meningkatkan jumlah trombosit.

Peran Angkak dalam Konteks DBD

Penderita DBD sering mengalami penurunan jumlah trombosit (trombositopenia). Trombosit adalah komponen darah yang berperan penting dalam pembekuan darah. Ketika jumlah trombosit menurun drastis, risiko perdarahan akan meningkat, yang bisa berakibat fatal. Angkak dipercaya dapat membantu menaikkan jumlah trombosit karena kandungan senyawa aktif di dalamnya.

Beberapa studi awal dan pengalaman empiris menunjukkan bahwa angkak dapat merangsang sumsum tulang untuk memproduksi trombosit lebih banyak. Selain itu, angkak juga diduga memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang dapat membantu mengurangi peradangan dan kerusakan sel akibat infeksi virus dengue.

Cara Membuat Angkak Sendiri di Rumah (Metode Tradisional Sederhana)

Membuat angkak sendiri membutuhkan proses fermentasi yang cermat. Berikut adalah panduan sederhana untuk membuatnya di rumah. Perlu diingat bahwa kebersihan adalah kunci utama untuk menghindari kontaminasi.

Bahan-bahan:

Langkah-langkah Pembuatan:

  1. Persiapan Beras: Cuci beras hingga bersih, lalu tiriskan. Sangrai beras sebentar hingga agak kering tetapi tidak sampai berubah warna. Sangrai bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah kebusukan.
  2. Pencampuran dengan Ragi: Dalam wadah yang sudah disterilkan, campurkan beras yang sudah disangrai dengan ragi. Takaran ragi biasanya sekitar 1 sendok teh untuk 1 cangkir beras, namun ikuti petunjuk pada kemasan ragi Anda. Aduk rata hingga seluruh permukaan beras tertutup oleh ragi.
  3. Proses Fermentasi: Tutup wadah dengan kain bersih atau kasa yang diikat agar udara bisa masuk namun serangga tidak bisa masuk. Letakkan wadah di tempat yang hangat dan teduh, jauh dari sinar matahari langsung. Suhu ideal untuk fermentasi adalah sekitar 25-30 derajat Celcius.
  4. Pemantauan: Biarkan proses fermentasi berlangsung selama 2-3 hari. Anda akan mulai melihat perubahan warna beras menjadi kemerahan. Cium aromanya; seharusnya berbau khas fermentasi yang tidak menyimpang (tidak apek atau busuk).
  5. Pengeringan: Setelah warna merah merata dan aroma khas tercium, angkat beras. Sebarkan di atas nampan yang bersih dan keringkan di tempat yang teduh dan berangin. Hindari menjemur di bawah sinar matahari langsung agar warna merah tidak pudar dan nutrisinya tetap terjaga.
  6. Penyimpanan: Setelah kering, simpan angkak dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.

Cara Mengonsumsi Angkak untuk Penderita DBD

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan angkak kepada penderita DBD, terutama anak-anak. Dokter akan memberikan saran dosis yang tepat berdasarkan kondisi pasien.

Secara umum, angkak dapat dikonsumsi dalam bentuk:

Dosis yang umum diberikan berkisar antara 1-2 sendok makan angkak per hari, dibagi menjadi beberapa kali minum. Namun, sekali lagi, ini adalah dosis umum dan harus dikonsultasikan dengan profesional medis.

Pentingnya Perawatan Medis Profesional

Meskipun angkak dapat menjadi pelengkap, angkak bukanlah pengganti perawatan medis yang direkomendasikan oleh dokter. Penderita DBD memerlukan pemantauan ketat, cairan yang cukup, dan kadang-kadang transfusi trombosit jika kondisinya kritis. Jangan pernah mengabaikan saran medis dan segera bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat jika menunjukkan gejala DBD.

Gejala DBD meliputi demam tinggi mendadak, sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, serta muncul ruam. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala ini, jangan tunda untuk mencari pertolongan medis.

Jaga kesehatan Anda dan keluarga. Jika Anda mencurigai gejala DBD, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

🏠 Homepage