Saat berbicara tentang Korea Selatan, banyak hal menarik yang sering muncul ke permukaan, mulai dari budaya pop K-Pop dan K-Drama hingga kemajuan teknologinya. Namun, ada satu aspek budaya yang cukup unik dan seringkali membingungkan bagi orang asing: cara menghitung usia. Berbeda dengan sistem penanggalan internasional yang umum digunakan di seluruh dunia, Korea Selatan memiliki sistem perhitungan usia tradisionalnya sendiri yang telah berlaku selama berabad-abad. Sistem ini, yang dikenal sebagai "usia Korea" atau "Korean age", memberikan nilai tambah tersendiri dalam memahami kebiasaan dan norma sosial masyarakat Korea.
Sistem perhitungan usia Korea ini memiliki logika yang sangat sederhana namun efektif dalam konteks sosialnya. Secara umum, seorang bayi yang baru lahir dianggap sudah berusia satu tahun. Kemudian, setiap kali pergantian tahun kalender (1 Januari), setiap orang akan bertambah usianya satu tahun, terlepas dari kapan tanggal lahir mereka di tahun tersebut. Hal ini menciptakan perbedaan signifikan dengan sistem internasional, di mana usia baru bertambah pada hari ulang tahun seseorang.
Ilustrasi sederhana yang menunjukkan bagaimana usia bertambah pada saat kelahiran dan setiap tanggal 1 Januari.
Untuk menghitung usia seseorang menggunakan sistem Korea, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Contoh: Seseorang lahir pada tanggal 15 Mei 2000.
Ini berarti bahwa setiap 1 Januari, seluruh penduduk Korea secara resmi bertambah usia mereka satu tahun.
Meskipun sistem perhitungan usia tradisional ini telah mengakar kuat dalam budaya Korea, ada tren yang mulai bergeser. Seiring dengan globalisasi dan meningkatnya interaksi dengan dunia luar, perbedaan dalam perhitungan usia ini terkadang menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman, terutama dalam konteks hukum dan administrasi internasional.
Menyadari hal ini, pemerintah Korea Selatan secara resmi mengadopsi penggunaan sistem usia internasional (international age) untuk keperluan hukum dan administrasi pada Juni 2023. Perubahan ini bertujuan untuk mengurangi kebingungan dan menyelaraskan Korea dengan standar global. Namun, penting untuk dicatat bahwa adopsi ini lebih bersifat formal untuk keperluan resmi seperti dokumen hukum, kontrak, dan perhitungan resmi lainnya. Dalam percakapan sehari-hari dan interaksi sosial, sistem usia Korea tradisional masih banyak digunakan dan dipahami oleh masyarakat.
Sistem usia Korea tradisional ini memiliki sejarah panjang dan dipengaruhi oleh beberapa faktor budaya. Salah satunya adalah penekanan pada hierarki dan urutan dalam masyarakat Korea. Mengetahui usia seseorang secara cepat dapat membantu menentukan posisi relatif mereka dalam kelompok sosial, yang penting untuk penggunaan panggilan kehormatan yang tepat (misalnya, oppa, unnie, hyung, noona) dan bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Sistem ini juga mencerminkan cara pandang terhadap waktu yang lebih siklis daripada linear, di mana kelahiran dipandang sebagai awal dari satu siklus hidup.
Bagi Anda yang tertarik dengan budaya Korea, memahami cara menghitung usia ini akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana masyarakat Korea memandang usia dan hubungan antarindividu. Meskipun sistem formal telah berubah, nuansa budaya dari sistem usia tradisional ini masih tetap terasa dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari. Jadi, jika Anda berinteraksi dengan orang Korea, jangan heran jika mereka menyebut usia mereka sedikit berbeda dari yang Anda perkirakan berdasarkan perhitungan internasional Anda. Itu hanyalah salah satu bagian dari kekayaan budaya mereka yang unik.
Perubahan menuju sistem usia internasional adalah langkah yang signifikan, namun warisan sistem usia Korea tradisional tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya negara tersebut. Ini menunjukkan adaptabilitas dan evolusi budaya Korea di era modern, sambil tetap menghormati akar tradisinya.