Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keindahan dan keagungan Al-Qur'an tidak hanya terletak pada lafaznya yang indah, tetapi juga pada cara membacanya. Dalam tradisi Islam, dikenal adanya berbagai macam bacaan atau cara melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, yang disebut dengan istilah qiraat. Pertanyaan mengenai berapa jumlah qiraat yang masyhur seringkali muncul di kalangan umat Islam. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai qiraat yang masyhur dan signifikansinya.
Secara etimologis, kata "qiraat" berasal dari bahasa Arab yang berarti bacaan. Dalam konteks keilmuan Al-Qur'an, qiraat merujuk pada metode atau cara pengucapan lafal-lafal Al-Qur'an, termasuk penekanan, panjang pendeknya bacaan, harakat, dan metode penghentian (waqaf). Perbedaan qiraat ini bukan berarti Al-Qur'an itu sendiri berbeda-beda atau terdapat kontradiksi. Sebaliknya, perbedaan ini merupakan rahmat dan kekayaan dari Allah SWT yang memungkinkan umat Islam membaca Al-Qur'an dengan berbagai cara yang otentik dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Qiraat yang sahih bersumber dari Rasulullah SAW yang mengajarkannya kepada para sahabat. Para sahabat kemudian mengajarkannya kepada tabi'in, dan seterusnya hingga sampai kepada kita saat ini melalui jalur periwayatan yang sanadnya bersambung. Ilmu tentang qiraat ini kemudian dikodifikasikan oleh para ulama ahli qiraat.
Dalam dunia kajian keislaman, terdapat dua tingkatan ke masyhuran qiraat:
Jumlah qiraat yang paling dikenal dan secara luas diterima sebagai qiraat yang masyhur adalah Qiraat Sab'ah, atau tujuh qiraat. Tujuh qiraat ini telah dikumpulkan dan dibukukan oleh Imam Abu Bakar bin Mujahid (wafat 324 H) dalam kitabnya yang terkenal, "Kitab as-Sab'ah". Ketujuh qiraat ini berasal dari tujuh imam qiraat yang terkenal dengan keilmuan dan keotentikan periwayatan mereka:
Qiraat Sab'ah inilah yang paling banyak dijadikan rujukan dalam mushaf-mushaf cetakan masa kini, terutama mushaf yang memiliki tanda-tanda baca yang memudahkan. Setiap imam qiraat memiliki dua perawi (pembawa riwayat) yang meriwayatkan qiraatnya. Misalnya, qiraat Imam 'Ashim diriwayatkan oleh Syu'bah dan Hafs. Qiraat Hafs 'an 'Ashim adalah qiraat yang paling umum digunakan di seluruh dunia Islam saat ini.
Selain tujuh qiraat di atas, para ulama kemudian menambahkan tiga qiraat lagi menjadi sepuluh qiraat. Tiga imam tambahan ini adalah:
Meskipun demikian, Qiraat Sab'ah tetaplah yang paling masyhur dan paling banyak dijadikan referensi dalam pembelajaran dan pembacaan Al-Qur'an secara umum. Qiraat 'Asyarah ini lebih banyak dipelajari oleh kalangan ahli qiraat yang mendalam.
Keberadaan qiraat memiliki beberapa signifikansi penting:
Jadi, menjawab pertanyaan berapa qiraat yang masyhur, jawaban yang paling umum dan diterima adalah tujuh qiraat (Qiraat Sab'ah). Namun, terdapat pula perluasan menjadi sepuluh qiraat (Qiraat 'Asyarah) yang juga diakui oleh para ulama. Keberagaman bacaan ini adalah anugerah yang memperkaya pemahaman dan memudahkan umat Islam dalam berinteraksi dengan kalam ilahi. Mempelajari dan memahami qiraat adalah sebuah kajian mendalam yang menunjukkan betapa agung dan terjaganya Al-Qur'an.