Ayat Al Quran Tentang Rezeki

Ilustrasi Kebaikan dan Rezeki Lingkaran emas yang memancar melambangkan rezeki dan kebaikan ilahi, dikelilingi oleh tunas hijau yang tumbuh, melambangkan pertumbuhan dan keberkahan. Rezeki & Keberkahan

Dalam ajaran Islam, rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan Allah SWT kepada makhluk-Nya, baik itu berupa materi, kesehatan, kebahagiaan, ilmu, maupun kesempatan. Konsep rezeki dalam Al-Qur'an memiliki cakupan yang sangat luas dan mendalam, mengajarkan umat Muslim untuk senantiasa berserah diri kepada Sang Pencipta sambil tetap berusaha dan bertawakal.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Dialah sebaik-baik pemberi rezeki. Pemahaman ini sangat penting untuk menanamkan keyakinan dan menghilangkan rasa khawatir yang berlebihan. Setiap rezeki yang diberikan sudah diatur dan memiliki takaran yang tepat sesuai dengan kehendak-Nya. Tugas kita sebagai hamba adalah menjemput rezeki tersebut dengan cara yang halal dan baik.

Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Rezeki

Al-Qur'an banyak memuat ayat-ayat yang menjelaskan tentang rezeki, di antaranya:

إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ

Artinya: "Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi Maha Kokoh." (QS. Az-Zariyat: 58)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah sumber utama segala rezeki. Kekuatan dan kekokohan-Nya menunjukkan kemahakuasaan-Nya dalam mengatur dan memberikan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu mengarahkan harapan dan permintaan rezeki hanya kepada Allah.

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya: "Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud: 6)

Ayat ini memberikan ketenangan hati bagi setiap mukmin. Allah SWT menjamin rezeki setiap makhluk hidup di bumi, sekecil apapun mereka. Pengetahuan Allah yang meliputi tempat tinggal dan tempat peristirahatan mereka menunjukkan betapa detail dan sempurnanya pengaturan rezeki dari-Nya. Tidak ada satupun yang luput dari perhatian dan jaminan-Nya.

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ إِنْ أَرَادَنِىَ ٱلرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَٰشِفَٰتُ ضُرِّهِۦٓ أَوْ أَرَادَنِى بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَٰتُ رَحْمَتِهِۦ ۚ قُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ ۖ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ ٱلْمُتَوَكِّݪُونَ

Artinya: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (orang musyrik): 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?', niscaya mereka akan menjawab: 'Allah'. Katakanlah: 'Maka bagaimana pendapatmu tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan-Nya? Atau jika Allah hendak memberikan rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah: 'Cukup Allah bagiku. Kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri'." (QS. Az-Zumar: 38)

Dalam ayat ini, Allah SWT menantang orang-orang musyrik yang menyekutukan-Nya. Mereka mengakui Allah sebagai pencipta, namun menyembah selain-Nya. Allah menegaskan bahwa tidak ada satupun yang dapat menahan atau mendatangkan rahmat serta menyingkirkan kemudaratan selain diri-Nya. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi setiap hamba untuk hanya bertawakal kepada Allah, Sang Pengatur rezeki dan segala urusan.

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَاةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: "Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah: 10)

Ayat ini memberikan panduan praktis mengenai keseimbangan antara ibadah dan usaha mencari rezeki. Setelah menunaikan salat Jumat, umat Muslim diperintahkan untuk kembali beraktivitas di bumi, mencari rezeki dari karunia Allah. Namun, kesibukan mencari dunia tidak boleh melupakan dzikir kepada Allah. Keterkaitan antara usaha mencari rezeki yang halal dan dzikir kepada Allah adalah kunci keberuntungan dunia dan akhirat.

Memahami ayat-ayat ini secara mendalam akan membimbing kita untuk memiliki pandangan yang benar tentang rezeki. Rezeki bukan semata-mata hasil kerja keras semata, melainkan anugerah dari Allah yang memerlukan usaha, doa, ikhtiar, dan yang terpenting, tawakal. Dengan senantiasa mengingat Allah dan berserah diri kepada-Nya, kita akan senantiasa merasa tenang dan bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan, serta terhindar dari kesombongan saat berlimpah maupun keputusasaan saat diuji.

🏠 Homepage