Pernikahan adalah momen bahagia yang patut dirayakan. Sebagai tamu, memberikan hadiah atau sumbangan adalah bentuk dukungan dan doa restu bagi pasangan yang baru memulai hidup baru. Di banyak budaya, termasuk di Indonesia, memberikan angpao untuk orang menikah atau amplop berisi uang tunai telah menjadi tradisi yang umum dilakukan. Namun, seringkali muncul pertanyaan: berapa nominal yang pantas? Dan bagaimana etika yang baik saat memberikannya?
Angpao, yang secara harfiah berarti "amplop merah" dalam budaya Tionghoa, melambangkan harapan baik dan keberuntungan. Meskipun sering dikaitkan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, tradisi ini meluas ke berbagai acara penting, termasuk pernikahan. Pemberian angpao saat resepsi pernikahan sering kali berfungsi sebagai bentuk kontribusi finansial untuk membantu biaya pernikahan atau sebagai modal awal bagi pasangan baru.
Memberikan angpao adalah simbol dukungan dan doa restu bagi pasangan.
Menentukan Nominal Angpao yang Tepat
Menentukan jumlah angpao untuk orang menikah memang bisa menjadi dilema. Nominal yang ideal sangat bergantung pada beberapa faktor. Faktor utama adalah kedekatan Anda dengan kedua mempelai. Apakah Anda kerabat dekat, sahabat, kolega, atau sekadar kenalan? Semakin dekat hubungan Anda, semakin besar pula ekspektasi nominal yang umumnya diberikan.
Faktor kedua adalah jenis acara resepsi. Jika Anda diundang ke acara besar di hotel berbintang dengan jamuan mewah, nominal yang diberikan cenderung lebih tinggi dibandingkan jika resepsinya sederhana di rumah. Ini sering disebut sebagai "prinsip sepadan biaya undangan".
- Kerabat Dekat/Sahabat Terbaik: Biasanya memberikan nominal yang lebih signifikan, disesuaikan dengan kemampuan finansial Anda.
- Kolega atau Teman Biasa: Nominal standar yang berlaku di lingkungan sosial Anda (misalnya, kelipatan Rp 50.000 atau Rp 100.000).
- Kenalan Jauh: Nominal yang lebih konservatif namun tetap menunjukkan niat baik.
Etika Pemberian Angpao di Resepsi Pernikahan
Selain nominal, cara memberikan angpao untuk orang menikah juga penting untuk diperhatikan. Kehati-hatian dalam proses ini menunjukkan penghormatan Anda terhadap pasangan dan tuan rumah.
1. Saat Penulisan Nama
Pastikan Anda menuliskan nama lengkap Anda dan pasangan (jika Anda datang berdua) di bagian depan amplop. Ini memudahkan panitia atau pasangan untuk mencatat siapa saja yang telah memberikan sumbangan, terutama jika Anda tidak sempat bersalaman langsung dengan mempelai saat acara berlangsung.
2. Tempat Menyerahkan Amplop
Di sebagian besar resepsi, biasanya tersedia kotak sumbangan atau meja khusus untuk penerimaan amplop. Letakkan amplop Anda dengan sopan di tempat yang disediakan. Hindari menyerahkan amplop langsung kepada orang tua mempelai saat mereka sedang sibuk menyambut tamu, kecuali jika itu adalah tradisi keluarga mereka. Jika Anda ingin memberikan secara personal, lakukanlah di waktu yang lebih santai, misalnya sebelum atau sesudah keramaian utama.
3. Memperhatikan Angka Genap atau Ganjil
Dalam beberapa kebudayaan, angka tertentu dianggap membawa keberuntungan saat pernikahan. Angka 8 (delapan) sering dianggap membawa kemakmuran (hoki). Hindari memberikan nominal yang berakhir dengan angka 4, karena dalam dialek tertentu terdengar seperti kata 'mati'. Namun, dalam konteks modern Indonesia, nominal yang rapi seperti kelipatan 50 atau 100 seringkali lebih praktis dan diterima secara luas.
Pada akhirnya, niat tulus di balik pemberian angpao untuk orang menikah jauh lebih berharga daripada nominalnya. Angpao adalah simbol dukungan Anda dalam perjalanan baru mereka. Berikanlah sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan Anda, sambil tetap menjaga etika yang baik agar momen kebahagiaan mereka tetap berjalan lancar.