旺 (Keberuntungan) 1 3 Ilustrasi Amplop Merah (Angpao)

Memahami Filosofi di Balik Angpao Ganjil

Dalam kebudayaan Asia, terutama yang dipengaruhi oleh tradisi Tionghoa, memberikan amplop merah atau yang akrab disapa angpao adalah simbol penghormatan, harapan baik, dan keberuntungan. Namun, di balik pemberian yang terlihat sederhana ini, terdapat aturan tak tertulis yang sangat penting, salah satunya mengenai nominal uang di dalamnya: angka ganjil. Mengapa nominal yang diberikan harus ganjil? Jawabannya sarat akan makna budaya dan spiritual.

Mengapa Angka Ganjil Diutamakan?

Pemberian angpao yang berisi uang dengan jumlah genap umumnya dianggap kurang pantas dalam konteks perayaan tertentu, seperti pernikahan atau pembukaan usaha baru. Sebaliknya, angka ganjil seringkali lebih disukai karena beberapa alasan filosofis utama:

Pertama, dalam banyak interpretasi tradisional, angka genap sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat dualitas atau, dalam konteks yang lebih ekstrem, kematian. Meskipun anggapan ini tidak selalu berlaku mutlak (misalnya, dalam perayaan Tahun Baru Imlek, nominal seperti Rp200.000 atau Rp888.000 sering diterima), untuk momen sakral seperti pernikahan, keunikan angka ganjil dipandang membawa berkah yang berkelanjutan dan tidak terbagi.

Kedua, angka ganjil diyakini melambangkan kehidupan yang terus berlanjut atau keberuntungan yang tidak terputus. Angka ganjil tidak dapat dibagi dua tanpa sisa, melambangkan keutuhan dan kesempurnaan dalam doa atau harapan yang disampaikan melalui angpao tersebut.

Angka yang Harus Dihindari

Memahami konteks budaya adalah kunci untuk menghindari kesalahan yang tidak disengaja. Selain menghindari angka genap dalam situasi tertentu, ada satu angka ganjil yang juga memiliki konotasi negatif kuat dalam tradisi Tionghoa, yaitu angka 4.

Angka empat (Si) dalam pelafalan bahasa Mandarin sangat mirip dengan kata untuk kematian (). Oleh karena itu, pemberian angpao dengan nominal yang mengandung angka empat, seperti Rp40.000 atau Rp400.000, harus dihindari sama sekali, meskipun nominal tersebut ganjil atau genap.

Angka Emas dalam Angpao

Jika angka ganjil adalah aturan dasarnya, maka angka delapan () adalah bintangnya. Angka delapan melambangkan kemakmuran dan kekayaan tak terbatas karena pengucapannya yang mirip dengan kata untuk menjadi kaya.

Oleh karena itu, nominal yang paling dicari adalah kombinasi antara ganjil (jika konteksnya pernikahan/berkat tunggal) dan mengandung angka delapan. Contohnya, nominal Rp188.000, Rp288.000, atau Rp388.000 sering dianggap sebagai pilihan paling bijak karena menggabungkan berkah keberlanjutan (ganjil, jika tidak menggunakan koma) dan kemakmuran (delapan).

Konteks Pemberian Angpao Ganjil

Penting untuk dicatat bahwa sensitivitas terhadap nominal ganjil/genap sangat bergantung pada konteks acara:

Kesimpulannya, pemberian angpao ganjil bukanlah sekadar mitos, melainkan manifestasi dari harapan tulus agar penerima mendapatkan berkah yang utuh dan tidak terbagi. Dengan memahami norma ini, kita dapat memastikan bahwa niat baik kita tersampaikan dengan cara yang paling dihormati dalam budaya tersebut.

🏠 Homepage