Angket Menurut Sugiyono: Memahami Esensi dan Penerapannya
Dalam dunia penelitian, metode pengumpulan data memegang peranan krusial dalam memastikan validitas dan reliabilitas temuan. Salah satu instrumen yang paling umum digunakan adalah angket. Ketika berbicara mengenai angket, nama Prof. Dr. Sugiyono seringkali menjadi rujukan utama, terutama di kalangan akademisi dan praktisi riset di Indonesia. Sugiyono, dalam berbagai karyanya, memberikan pandangan yang mendalam mengenai konsep, jenis, dan teknik penyusunan angket yang efektif.
Konsep Angket Menurut Sugiyono
Menurut Sugiyono, angket (atau kuesioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur pengetahuan, sikap, atau karakteristik lain yang dimiliki oleh responden. Angket merupakan alat pengumpul data yang efisien, terutama ketika responden berjumlah banyak dan tersebar di wilayah yang luas. Sugiyono menekankan bahwa angket harus dirancang sedemikian rupa agar pertanyaan yang diajukan jelas, tidak ambigu, dan relevan dengan tujuan penelitian.
Prinsip utama yang dipegang oleh Sugiyono dalam penyusunan angket adalah bahwa angket berfungsi sebagai "komunikasi" antara peneliti dan responden. Oleh karena itu, setiap pertanyaan harus mampu memancing respons yang jujur dan akurat. Kualitas data yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas rancangan angket. Angket yang buruk akan menghasilkan data yang buruk pula, yang pada akhirnya dapat mengarah pada kesimpulan penelitian yang keliru.
Jenis-jenis Angket
Sugiyono mengklasifikasikan angket ke dalam beberapa jenis berdasarkan cara pemberiannya kepada responden:
Angket Langsung (Direct Questionnaire): Dalam jenis ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan secara langsung. Pertanyaan yang diajukan terkait dengan informasi yang diketahui atau dialami oleh responden itu sendiri.
Angket Tidak Langsung (Indirect Questionnaire): Angket ini digunakan ketika peneliti ingin mengetahui informasi mengenai orang lain atau objek tertentu, bukan langsung mengenai responden. Contohnya, menanyakan tentang pendapat karyawan mengenai kinerja manajer mereka.
Selain itu, berdasarkan struktur pertanyaannya, Sugiyono membedakan angket menjadi:
Angket Berstruktur (Structured Questionnaire): Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah ditentukan dengan pilihan jawaban yang jelas. Responden hanya perlu memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Jenis ini seringkali menggunakan skala likert, pilihan ganda, atau isian singkat.
Angket Tidak Berstruktur (Unstructured Questionnaire): Angket ini berisi pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan pemikiran dan pengalaman mereka. Jenis ini seringkali digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan eksploratif.
Sugiyono juga sering membahas tentang angket kombinasi, yang merupakan perpaduan antara angket berstruktur dan tidak berstruktur, untuk mendapatkan data yang komprehensif.
Langkah-langkah Penyusunan Angket Menurut Sugiyono
Menyusun angket yang efektif bukanlah tugas yang mudah. Sugiyono menyarankan beberapa langkah penting yang harus diperhatikan oleh peneliti:
Menentukan Variabel Penelitian: Langkah awal adalah mengidentifikasi dengan jelas variabel-variabel apa saja yang ingin diukur melalui angket.
Merumuskan Pertanyaan: Pertanyaan harus dirumuskan secara jelas, singkat, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Hindari pertanyaan yang bersifat menghakimi, mengarahkan, atau terlalu umum.
Menentukan Jenis Jawaban: Pilih jenis jawaban yang paling sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian. Apakah itu pilihan ganda, skala likert, benar-salah, atau isian bebas.
Menyusun Skala Pengukuran: Jika menggunakan skala, tentukan rentang dan label pada setiap titik skala agar responden dapat memberikan penilaian yang konsisten.
Menyusun Tata Letak dan Instruksi: Angket harus memiliki tata letak yang rapi, mudah dibaca, dan menyertakan instruksi yang jelas mengenai cara menjawab setiap pertanyaan.
Uji Coba (Pilot Test): Sebelum disebarkan secara luas, angket sebaiknya diuji cobakan terlebih dahulu kepada sejumlah kecil responden yang mirip dengan target populasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pertanyaan, instruksi, atau format angket.
Revisi Angket: Berdasarkan hasil uji coba, lakukan perbaikan dan penyempurnaan pada angket.
Keunggulan dan Keterbatasan Angket
Sugiyono juga menggarisbawahi bahwa setiap instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Angket, menurutnya, memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar dan tersebar luas.
Proses pengumpulan data relatif cepat dan efisien, terutama jika dikirim via online.
Responden dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan waktu dan kenyamanan mereka.
Meminimalisir bias dari peneliti karena tidak ada interaksi langsung.
Namun, angket juga memiliki keterbatasan:
Tingkat respons bisa rendah, terutama pada angket yang dikirim via pos atau email.
Jika pertanyaan tidak jelas, responden mungkin memberikan jawaban yang salah atau tidak sesuai.
Tidak dapat menggali informasi lebih dalam jika responden memberikan jawaban yang dangkal atau ambigu.
Kualitas data sangat bergantung pada kejujuran dan pemahaman responden.
Memahami pandangan Sugiyono mengenai angket memberikan kerangka kerja yang kuat bagi para peneliti untuk merancang instrumen pengumpulan data yang lebih berkualitas. Dengan memperhatikan setiap detail, mulai dari formulasi pertanyaan hingga proses uji coba, peneliti dapat meningkatkan peluang untuk memperoleh data yang akurat dan mendukung pencapaian tujuan penelitian.