Dalam dunia matematika, ada konsep-konsep fundamental yang menjadi dasar bagi banyak disiplin ilmu lain. Salah satu konsep yang paling dikenal dan memiliki dampak luas adalah angka Pythagoras, yang mengacu pada teorema Pythagoras. Teorema ini, yang dinamai dari matematikawan Yunani kuno, Pythagoras dari Samos, adalah pilar penting dalam geometri Euclidean dan memiliki aplikasi yang melampaui bidang matematika itu sendiri.
Teorema Pythagoras menyatakan sebuah hubungan yang sangat elegan antara sisi-sisi segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya memiliki ukuran 90 derajat. Sisi yang berhadapan dengan sudut siku-siku disebut sisi miring (hipotenusa), dan dua sisi lainnya disebut sisi siku-siku (kaki). Teorema ini berbunyi:
Di sini, 'a' dan 'b' adalah panjang dari sisi-sisi siku-siku, dan 'c' adalah panjang dari sisi miring. Persamaan ini berarti bahwa kuadrat dari panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari panjang kedua sisi siku-siku.
Bayangkan sebuah segitiga siku-siku dengan sisi siku-siku sepanjang 3 unit dan 4 unit. Menggunakan teorema Pythagoras, kita dapat menghitung panjang sisi miringnya:
3² + 4² = c²
9 + 16 = c²
25 = c²
c = √25 = 5
Jadi, sisi miringnya adalah 5 unit. Pasangan angka seperti (3, 4, 5) yang memenuhi teorema Pythagoras disebut Tripel Pythagoras. Contoh lain yang terkenal adalah (5, 12, 13), (8, 15, 17), dan (7, 24, 25).
Ilustrasi visual teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku.
Meskipun teorema ini dikaitkan dengan Pythagoras, bukti tertulis pertama dari teorema ini sering dikaitkan dengan matematikawan Tiongkok kuno dalam teks "Gougu Genda" (sekitar 200 SM - 100 SM). Namun, Pythagoras dan pengikutnya (kaum Pythagorean) diyakini telah mengembangkan pemahaman filosofis dan matematis yang mendalam tentang hubungan ini, serta studi tentang bilangan dan hubungannya dengan geometri.
Pengembangan teorema Pythagoras tidak berhenti pada pembuktian dasarnya. Berbagai macam bukti telah ditemukan selama berabad-abad, menunjukkan kekayaan ide dan kedalaman pemahaman matematis. Bukti-bukti ini bervariasi dari yang visual, aljabar, hingga geometris murni.
Konsep di balik angka Pythagoras bukan sekadar teori abstrak. Ia memiliki aplikasi praktis yang sangat luas di berbagai bidang:
Daya tarik angka Pythagoras melampaui dimensi dua. Konsep ini dapat diperluas ke dimensi yang lebih tinggi. Dalam tiga dimensi, jarak antara dua titik (x₁, y₁, z₁) dan (x₂, y₂, z₂) dapat dihitung menggunakan generalisasi dari teorema Pythagoras:
Di sini, 'd' adalah jarak antara kedua titik tersebut. Ini menunjukkan betapa fundamentalnya konsep kuadrat jarak ini.
Angka Pythagoras, melalui teorema Pythagoras, telah membuktikan diri sebagai salah satu konsep matematika paling kuat dan serbaguna. Dari dasar-dasar geometri hingga aplikasi teknologi modern, hubungannya yang sederhana namun mendalam antara sisi-sisi segitiga siku-siku terus membentuk pemahaman kita tentang ruang dan jarak di dunia di sekitar kita.