Dalam mempelajari bahasa Arab, salah satu elemen dasar yang tak terhindarkan adalah pengenalan terhadap angka-angka. Angka dua, sebuah kuantitas yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari maupun dalam teks-teks keagamaan dan sastra, memiliki representasi yang menarik dalam bahasa Arab. Memahami bagaimana cara mengucapkan dan menulis angka dua tidak hanya membantu dalam komunikasi, tetapi juga membuka pintu untuk memahami struktur tata bahasa Arab yang lebih kompleks, terutama terkait dengan kesesuaian gender dan jumlah kata benda.
Secara umum, angka dua dalam bahasa Arab diwakili oleh dua bentuk utama, tergantung pada jenis kelamin kata benda yang dihitung. Bentuk maskulin adalah اِثْنَان (dibaca: Ithnān), sedangkan bentuk femininnya adalah اِثْنَتَان (dibaca: Ithnatān).
Perbedaan ini mencerminkan salah satu ciri khas bahasa Arab, yaitu adanya kategorisasi gender untuk kata benda. Kata benda maskulin dalam bahasa Arab biasanya tidak berakhiran dengan tanda feminin (seperti -ah), sementara kata benda feminin seringkali berakhiran dengan ta' marbutah (ة). Ketika menghitung dua objek, bentuk angka dua haruslah mengikuti gender dari objek tersebut.
Mari kita lihat beberapa contoh konkrit untuk memperjelas penggunaannya:
Perlu dicatat bahwa dalam percakapan sehari-hari, terutama di beberapa dialek, orang mungkin lebih sering menggunakan bentuk tasniyah (dual) dari kata benda itu sendiri, yang secara inheren berarti "dua buah". Misalnya, untuk mengatakan "dua buku", seseorang bisa langsung mengucapkan "kitābān" tanpa perlu menambahkan kata "ithnān". Namun, ketika ada penekanan khusus atau untuk kejelasan gramatikal, penggunaan "ithnān" atau "ithnatān" menjadi penting.
Selain sebagai kuantitas, angka dua juga muncul dalam konteks lain. Dalam angka urut, misalnya, angka kedua dalam bahasa Arab adalah الثَّانِي (dibaca: al-thānī) untuk maskulin dan الثَّانِيَة (dibaca: al-thāniyah) untuk feminin. Ini setara dengan "kedua" atau "kedua kalinya" dalam bahasa Indonesia.
Misalnya, "jalan kedua" adalah الطَّرِيقُ الثَّانِي (al-ṭarīqu al-thānī), dan "halaman kedua" adalah الصَّفْحَةُ الثَّانِيَة (al-ṣafḥatu al-thāniyah).
Pengenalan terhadap angka dua dalam bahasa Arab tidak hanya sekadar menghafal kata. Ini adalah langkah awal untuk memahami konsep tasniyah (bentuk dual) yang merupakan fitur gramatikal penting dalam bahasa Arab. Bentuk tasniyah ini tidak hanya terbatas pada angka dua itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi bentuk kata benda, kata sifat, dan kata ganti ketika merujuk pada dua objek.
Menguasai angka dua juga membantu dalam memahami struktur kalimat yang lebih kompleks. Dalam Al-Qur'an dan Hadits, misalnya, banyak sekali ayat dan riwayat yang menggunakan bentuk dual untuk menggambarkan pasangan, kebersamaan, atau jumlah dua dalam berbagai konteks. Memahami nuansa ini akan memperkaya pemahaman terhadap teks-teks tersebut.
Contoh dalam kalimat: "Saya melihat اِثْنَتَيْنِ (ithnatayni - bentuk tasniyah feminin dalam kasus akusatif) طَائِرَتَيْن (ṭā'iratayni - dua pesawat) di langit." Di sini, "ithnatayni" adalah angka dua dalam bentuk feminin yang sesuai dengan "ṭā'iratayni" (dua pesawat), yang juga dalam bentuk feminin.
Dengan demikian, angka dua dalam bahasa Arab, dengan berbagai bentuk dan penggunaannya, merupakan batu loncatan penting dalam perjalanan menguasai bahasa ini. Baik itu dalam percakapan sehari-hari, studi keagamaan, maupun apresiasi sastra, pemahaman yang kuat tentang ithnān dan ithnatān akan memberikan fondasi yang kokoh.