"Angin duduk" adalah istilah awam yang sangat umum digunakan di Indonesia untuk merujuk pada kondisi medis serius, yaitu **Angina Pektoris**. Meskipun namanya terdengar seolah-olah hanya disebabkan oleh masuk angin biasa, angin duduk yang sebenarnya merupakan gejala dari penyakit jantung koroner (PJK) dan memerlukan perhatian medis segera. Memahami apa yang angin duduk disebabkan oleh masalah jantung adalah langkah pertama untuk mencegah komplikasi serius.
Secara definisi medis, angin duduk terjadi ketika otot jantung (miokardium) tidak mendapatkan cukup suplai darah kaya oksigen. Kondisi ini biasanya muncul sebagai rasa nyeri, tertekan, atau sesak di dada bagian tengah. Rasa nyeri ini sering menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung. Pemicunya sering kali adalah aktivitas fisik yang meningkat atau stres emosional, yang mana kebutuhan oksigen jantung meningkat melebihi kapasitas suplai yang tersedia.
Apa yang Menyebabkan Angin Duduk (Angina Pektoris)?
Inti dari penyebab kondisi yang sering disebut angin duduk ini adalah penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner—pembuluh darah utama yang memasok jantung. Proses utama yang bertanggung jawab atas penyempitan ini adalah Aterosklerosis.
Ilustrasi: Perbedaan Arteri Koroner Sehat vs. Tersumbat (Penyebab utama Angin Duduk)
Aterosklerosis adalah penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain di dinding arteri. Ketika plak ini menebal, ia menyempitkan lumen (ruang di dalam pembuluh darah), sehingga mengurangi aliran darah ke otot jantung.
Faktor Risiko Utama yang Mendorong Kondisi Ini
Ada beberapa faktor risiko gaya hidup dan kondisi kesehatan yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyempitan arteri koroner, yang kemudian bermanifestasi sebagai angin duduk. Mengetahui apa saja yang angin duduk disebabkan oleh faktor risiko ini membantu dalam pencegahan.
- Kolesterol Tinggi: Terutama kadar kolesterol LDL ("jahat") yang tinggi, yang berkontribusi langsung pada pembentukan plak aterosklerosis.
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Tekanan yang terus-menerus merusak lapisan dalam pembuluh darah, membuatnya lebih rentan terhadap penumpukan plak.
- Diabetes Melitus: Kadar gula darah tinggi merusak pembuluh darah seiring waktu.
- Merokok: Merokok mempercepat pengerasan dan penyempitan arteri koroner secara drastis.
- Obesitas dan Gaya Hidup Sedentari: Kurangnya aktivitas fisik dan berat badan berlebih terkait erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
- Stres Kronis: Stres yang berkepanjangan dapat memicu lonjakan hormon yang memicu vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) dan meningkatkan tekanan darah.
- Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga dekat yang mengalami penyakit jantung dini, risiko Anda juga meningkat.
Jenis Angin Duduk dan Tingkat Bahayanya
Angina tidak selalu sama; intensitas dan pemicunya dapat bervariasi, yang menandakan tingkat keparahan masalah jantung yang mendasari.
1. Angina Stabil
Ini adalah jenis yang paling umum. Nyeri dada bersifat terduga, terjadi saat jantung bekerja keras (misalnya saat berolahraga atau naik tangga), dan biasanya mereda dengan istirahat atau obat nitrogliserin. Ini menunjukkan adanya penyempitan signifikan, namun belum sampai tahap kritis.
2. Angina Tidak Stabil (Instabil Angina)
Ini adalah kondisi darurat medis. Nyeri dada terjadi secara tiba-tiba, sering kali saat istirahat, lebih parah, dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Angina tidak stabil menandakan bahwa plak di arteri mungkin telah pecah dan mulai terbentuk gumpalan darah, yang berpotensi menyebabkan serangan jantung (infark miokard).
3. Angina Variasi (Prinzmetal's Angina)
Jenis yang lebih jarang ini disebabkan oleh kejang sementara pada otot arteri koroner, yang menyebabkan penyempitan mendadak. Ini dapat terjadi saat istirahat atau bahkan saat tidur.
Mengapa Penanganan Dini Sangat Penting?
Meskipun nyeri dada akibat angin duduk mungkin hilang setelah beberapa saat, penyebab dasarnya—yaitu penyakit arteri koroner—tetap ada dan cenderung memburuk. Jika penyempitan arteri mencapai titik di mana aliran darah benar-benar terblokir (sering kali karena pecahnya plak dan terbentuknya trombosis), maka terjadilah serangan jantung.
Oleh karena itu, setiap episode yang dicurigai sebagai "angin duduk" harus diperlakukan serius. Diagnosis dini memungkinkan dokter untuk merekomendasikan perubahan gaya hidup radikal, pengobatan untuk mengelola kolesterol dan tekanan darah, atau bahkan prosedur seperti angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka kembali arteri yang tersumbat. Mengabaikan gejala yang timbul karena anggapan sepele bahwa angin duduk disebabkan oleh hal ringan adalah risiko yang terlalu besar bagi kesehatan jantung Anda.