Memahami Istilah Medis: Angin Duduk

Dalam dunia medis, istilah "angin duduk" sering kali menimbulkan kebingungan. Istilah ini sebenarnya merupakan terjemahan awam atau bahasa sehari-hari dari kondisi medis yang jauh lebih serius. Memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan "angin duduk" sangat krusial untuk penanganan yang tepat, terutama karena istilah ini sering dikaitkan dengan gejala yang menyerupai penyakit jantung koroner.

Apa Itu Angin Duduk dalam Istilah Medis?

Secara terminologi medis, "angin duduk" adalah sebutan populer untuk kondisi yang dikenal sebagai Angina Pektoris (atau Angina). Angina bukan penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala—yaitu rasa nyeri atau tidak nyaman di dada yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup.

Area Nyeri Dada Jantung

Ilustrasi: Area nyeri dada yang sering dikaitkan dengan Angina Pektoris.

Mekanisme Terjadinya Angina

Jantung adalah otot yang bekerja nonstop, sehingga membutuhkan pasokan darah kaya oksigen secara konstan melalui pembuluh darah yang disebut arteri koroner. Angina Pektoris terjadi ketika arteri koroner menyempit (stenosis), biasanya akibat penumpukan plak kolesterol (aterosklerosis). Penyempitan ini mengurangi aliran darah ke otot jantung.

Ketika kebutuhan oksigen jantung meningkat—misalnya saat beraktivitas fisik berat, stres emosional, atau setelah makan besar—pasokan yang sudah terbatas menjadi tidak memadai. Ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan oksigen inilah yang memicu rasa nyeri atau tekanan di dada. Begitu aktivitas pemicu berhenti, kebutuhan oksigen turun, dan nyeri biasanya mereda.

Jenis-jenis Angina Pektoris

Angina tidak hanya muncul dalam satu bentuk. Para profesional medis mengklasifikasikannya berdasarkan pola munculnya gejala:

Gejala yang Sering Disalahartikan sebagai "Angin Duduk"

Karena istilah "angin duduk" dipakai secara luas, banyak orang mengaitkannya dengan gas lambung atau masalah pencernaan. Meskipun gangguan pencernaan bisa menyebabkan ketidaknyamanan dada, penting untuk mengenali perbedaan gejala khas angina:

Jika nyeri dada bersifat tajam, terlokalisasi pada satu titik kecil, atau diperburuk saat menekan area tersebut, kemungkinan besar itu bukan Angina Pektoris, melainkan nyeri otot atau masalah muskuloskeletal. Namun, diagnosis pasti harus selalu dilakukan oleh dokter.

Pentingnya Diagnosis Medis

Mengandalkan diagnosis "angin duduk" tanpa pemeriksaan medis bisa sangat berbahaya. Jika gejala yang dialami adalah Angina Tidak Stabil, penundaan pengobatan dapat berujung pada Infark Miokard (serangan jantung). Dokter akan melakukan serangkaian tes, seperti elektrokardiogram (EKG), tes treadmill, atau angiogram, untuk memastikan penyebab nyeri dada dan menentukan apakah itu benar-benar Angina Pektoris akibat penyakit arteri koroner.

Penanganan Angina melibatkan perubahan gaya hidup (diet, berhenti merokok, olahraga teratur) dan penggunaan obat-obatan untuk mengencerkan darah, menurunkan tekanan darah, atau melebarkan pembuluh darah. Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasari adalah kunci untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

🏠 Homepage