Anggrek Vanda merupakan salah satu genus anggrek yang paling memukau di dunia, dan kekayaan biodiversitas Indonesia menjadikannya rumah bagi berbagai varietas Vanda lokal yang luar biasa. Berbeda dengan anggrek monopodial lain seperti *Aerides* atau *Phalaenopsis*, Vanda dikenal karena pertumbuhannya yang tegak lurus dan sistem perakarannya yang unik, seringkali menggantung bebas di udara.
Di Indonesia, anggrek Vanda sering ditemukan hidup secara epifit di pohon-pohon tinggi hutan tropis. Keindahan utamanya terletak pada rangkaian bunganya yang besar, berwarna cerah, dan tahan lama. Kehadiran spesies lokal memastikan bahwa kita memiliki pusaka alam yang teradaptasi sempurna dengan iklim tropis lembap nusantara.
Ketika berbicara tentang anggrek Vanda lokal, visualisasi warna-warna mencolok langsung terbayang. Spesies asli Indonesia seringkali menampilkan perpaduan warna yang dramatisāmulai dari ungu tua kebiruan, merah menyala, hingga putih bersih dengan bintik-bintik (tanda) yang khas. Struktur bunga Vanda sangat terbuka, membuatnya terlihat megah di antara dedaunan hijau.
Satu hal yang membedakan Vanda dari anggrek lainnya adalah daunnya yang berbentuk seperti tali tebal dan tersusun dalam dua baris (distik). Daun ini berfungsi penting dalam menyerap kelembaban langsung dari udara, sebuah adaptasi cerdas mengingat akarnya jarang tertanam dalam media tanam konvensional.
Membudidayakan Vanda lokal di rumah memerlukan pemahaman mendalam tentang habitat aslinya. Karena mereka adalah epifit sejati, kebutuhan mereka jauh berbeda dengan anggrek yang ditanam di pot.
Vanda menyukai cahaya yang terang namun tidak secara langsung memanggang. Cahaya matahari pagi hingga sore hari sangat ideal. Kunci utama kesuksesan menanam Vanda adalah sirkulasi udara yang sangat baik. Akar-akar tebalnya harus mampu mengering dengan cepat setelah penyiraman. Inilah mengapa banyak penghobi memilih menanam Vanda dalam keranjang kayu atau pot berlubang besar tanpa media tanam sama sekali (disebut metode *bare-root*).
Berbeda dengan anggrek simpodial, Vanda membutuhkan penyiraman yang intensif, terkadang setiap hari saat cuaca panas, namun harus dipastikan tidak ada genangan air di leher batang. Sistem penyiraman terbaik adalah dengan merendam seluruh akar dalam air bersih selama 15-30 menit atau menyemprotnya secara menyeluruh hingga air menetes habis.
Sayangnya, banyak spesies anggrek Vanda lokal menghadapi ancaman habitat karena deforestasi dan perburuan liar. Keanekaragaman hayati anggrek di Borneo, Sumatera, dan Papua menjadi semakin rentan. Oleh karena itu, budidaya melalui stek atau kultur jaringan memegang peranan krusial dalam menjaga kelestarian genetik mereka.
Para kolektor dan pembudidaya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tanaman yang mereka miliki berasal dari sumber yang etis dan legal. Dengan menghargai keindahan flora endemik ini dan meniru kondisi alamiahnya dalam budidaya, kita turut berkontribusi dalam melestarikan warisan botani Indonesia yang tak ternilai harganya.