Dunia anggrek menawarkan keragaman yang memukau, salah satu kelompok yang paling menarik perhatian para kolektor dan pecinta tanaman hias adalah anggrek simpodial. Berbeda dengan kerabatnya yang tumbuh memanjang ke satu arah (monopodial), anggrek jenis ini memiliki pola pertumbuhan yang khas, yaitu tumbuh menyamping atau melebar. Pertumbuhan simpodial ditandai dengan munculnya tunas-tunas baru dari pangkal atau dari ruas batang lama, yang menghasilkan rimpang (rhizome) yang menjalar.
Secara umum, anggrek simpodial dicirikan oleh adanya batang semu atau pseudobulb. Pseudobulb ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan air, memungkinkannya bertahan dalam kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Struktur inilah yang membuat anggrek simpodial sering kali lebih tangguh dibandingkan anggrek monopodial dalam beberapa kondisi. Contoh genus anggrek simpodial yang sangat populer termasuk Dendrobium, Cattleya, Oncidium, dan Epidendrum.
Ilustrasi sederhana pola pertumbuhan simpodial.
Memahami bagaimana anggrek simpodial tumbuh adalah kunci sukses dalam perawatannya. Pertumbuhan simpodial adalah pertumbuhan lateral. Setiap batang atau pseudobulb hanya akan menghasilkan satu tangkai bunga dan kemudian akan berhenti tumbuh secara vegetatif. Pertumbuhan selanjutnya akan dilanjutkan oleh tunas baru yang muncul dari pangkal batang lama atau dari rizoma yang merayap.
Proses ini memastikan bahwa tanaman selalu menghasilkan tunas baru, membuatnya tampak rimbun seiring waktu, asalkan media tanam dan pencahayaan mendukung. Tidak seperti anggrek monopodial yang harus terus tumbuh tinggi, anggrek simpodial akan menyebar ke samping, membentuk rumpun yang padat. Variasi bentuk pseudobulb juga sangat menarik; ada yang berbentuk bulat (seperti pada *Oncidium* atau *Bulbophyllum*), ramping memanjang (seperti pada banyak *Dendrobium*), hingga berbentuk lonjong padat (*Cattleya*).
Meskipun dikenal tangguh, setiap jenis anggrek simpodial memiliki kebutuhan spesifik. Namun, ada beberapa prinsip umum yang berlaku. Pencahayaan adalah faktor krusial. Sebagian besar anggrek simpodial memerlukan cahaya terang tetapi tidak langsung. Terlalu banyak sinar matahari langsung dapat membakar daun dan pseudobulb, sementara kurangnya cahaya akan menghambat pembungaan.
Penyiraman harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan jenis media. Karena adanya pseudobulb, anggrek ini mampu menoleransi kekeringan singkat. Siram secara menyeluruh ketika media tanam sudah hampir mengering. Hindari genangan air di sekitar pangkal batang atau di celah pseudobulb, karena ini adalah penyebab utama busuk batang dan akar.
Pemupukan sangat penting untuk mendorong pembungaan. Selama fase pertumbuhan aktif (saat muncul tunas baru), berikan pupuk yang seimbang (NPK). Ketika tanaman akan berbunga atau memasuki fase dormansi, kurangi frekuensi atau ganti dengan pupuk berkadar fosfor (P) dan kalium (K) lebih tinggi. Penggantian media tanam (repotting) biasanya dilakukan setelah anggrek selesai berbunga dan akar baru mulai terlihat aktif tumbuh, memastikan sistem akar mendapat sirkulasi udara yang baik dan media tidak membusuk.
Salah satu daya tarik utama dari koleksi anggrek simpodial adalah keragaman bunganya. Cattleya dikenal dengan bunganya yang besar dan harum, sering dijuluki "Ratu Anggrek". Sementara itu, kelompok Oncidium menampilkan bunga-bunga kecil berwarna cerah yang berlimpah pada satu tangkai, menciptakan efek "tarian peri". Dendrobium menawarkan variasi bentuk yang sangat luas, mulai dari spesies anggrek tropis yang mudah berbunga hingga hibrida elegan yang besar.
Keunikan dalam siklus hidupnya, yaitu pertumbuhan dari satu titik ke titik berikutnya melalui rizoma, memberikan dinamika visual yang menarik dalam pot atau papan pakis. Mengamati bagaimana pseudobulb baru terbentuk, mengeras, dan kemudian mekar menjadi bunga adalah pengalaman yang memuaskan bagi setiap penggemar tanaman. Keindahan anggrek simpodial memang menawarkan ketahanan dan keanggunan yang tak lekang oleh waktu.