Anggrek, dalam berbagai spesiesnya, selalu memikat mata pecinta tanaman hias di seluruh dunia. Salah satu varietas yang semakin populer karena keunikan morfologi dan ketahanan hidupnya adalah Anggrek Retusa (seringkali dikaitkan dengan genus *Phalaenopsis* atau hibrida tertentu yang memiliki ciri khas tertentu). Meskipun nama "Retusa" tidak merujuk pada satu spesies murni yang tunggal dalam taksonomi modern, istilah ini sering digunakan oleh para kolektor untuk menggambarkan anggrek dengan bentuk daun yang sedikit tumpul atau kelopak bunga yang memiliki ujung sedikit terpotong atau tidak lancip sempurna.
Keindahan Anggrek Retusa terletak pada kombinasi warna cerah dan struktur bunganya yang eksotis. Bunga anggrek ini umumnya menampilkan kombinasi warna yang kontras, misalnya putih bersih pada kelopak utama dengan corak oranye atau merah marun pada bagian labellum atau bibir bunganya. Hal inilah yang menjadikannya primadona di antara koleksi anggrek epifit. Untuk mengapresiasi sepenuhnya keindahan ini, pemahaman mendasar mengenai perawatan esensial sangatlah diperlukan.
Secara umum, anggrek yang dijuluki 'Retusa' ini memiliki daun yang tebal dan agak kaku, menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik terhadap fluktuasi kelembaban. Seperti anggrek pada umumnya, mereka adalah tanaman epifit, yang berarti di habitat alaminya mereka tumbuh menempel pada pohon tanpa mengambil nutrisi dari inangnya. Batang semu (pseudobulb) mungkin tidak terlalu menonjol pada beberapa jenis, namun akar udaranya sangat berperan vital dalam penyerapan air dan nutrisi.
Panjang tangkai bunga bisa bervariasi, namun sekali mekar, kuntum-kuntum bunga Anggrek Retusa akan memamerkan bentuk yang khas. Labellum, atau bibir bunga, seringkali menjadi pusat perhatian. Pada varian Retusa, area ini bisa tampak lebih padat atau memiliki tekstur yang sedikit berbeda dibandingkan anggrek dengan ujung kelopak yang sangat runcing. Warna pada labellum ini berfungsi sebagai penarik bagi penyerbuk alami di hutan tropis.
Untuk memaksimalkan potensi mekarnya Anggrek Retusa, lingkungan tumbuhnya harus meniru kondisi hutan hujan tropis yang lembab namun memiliki sirkulasi udara yang baik. Faktor cahaya adalah kunci utama. Anggrek ini membutuhkan pencahayaan yang terang namun tidak langsung. Paparan sinar matahari penuh dapat menyebabkan daun terbakar dan menyebabkan stres pada tanaman. Idealnya, letakkan di bawah naungan paranet atau di dekat jendela yang menghadap timur atau barat.
Kelembaban udara yang tinggi sangat disukai, idealnya berada di kisaran 60% hingga 80%. Jika ditanam di dalam ruangan dengan AC, penyemprotan air secara berkala atau penempatan pot di atas baki berisi kerikil basah dapat membantu menjaga kelembaban mikro di sekitar tanaman. Namun, hal yang paling sering menyebabkan kegagalan budidaya anggrek adalah penyiraman yang berlebihan. Media tanam harus dibiarkan mengering antara sesi penyiraman. Siram hanya ketika media tanam terasa hampir kering saat disentuh.
Media tanam yang cocok untuk Anggrek Retusa haruslah sangat porous (berongga) agar tidak menahan air terlalu lama. Campuran pakis cacah, potongan kulit kayu pinus (bark), atau arang adalah pilihan utama. Drainase yang buruk akan mengakibatkan pembusukan akar, masalah paling umum pada budidaya anggrek.
Pemupukan harus dilakukan secara rutin, terutama selama fase pertumbuhan aktif (biasanya saat muncul tunas baru atau akar baru). Gunakan pupuk khusus anggrek dengan kandungan seimbang (misalnya NPK 20-20-20) yang diaplikasikan dengan dosis setengah kekuatan dari anjuran pabrik. Pada fase mendekati pembungaan, Anda bisa beralih ke pupuk dengan kandungan Fosfor (P) dan Kalium (K) yang lebih tinggi untuk merangsang pembentukan kuncup bunga yang sehat pada Anggrek Retusa kesayangan Anda. Dengan perawatan yang konsisten dan perhatian terhadap kebutuhan lingkungan spesifiknya, anggrek ini akan memberikan hadiah berupa keindahan mekarnya yang eksotis.