Visualisasi dasar dari keseimbangan Aset, Liabilitas, dan Ekuitas.
Laporan Posisi Keuangan, yang sering juga disebut Neraca, adalah salah satu dari tiga laporan keuangan utama yang wajib disusun oleh entitas bisnis. Laporan ini memberikan gambaran statis mengenai aset, liabilitas (kewajiban), dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada titik waktu tertentu. Menganggarkan laporan ini berarti membuat proyeksi atau perkiraan rincian ketiga komponen tersebut di masa depan.
Proses penyusunan anggaran laporan posisi keuangan bukan sekadar kegiatan akuntansi tahunan. Ini adalah alat manajemen strategis yang krusial. Ketika manajemen menyusun anggaran operasional (seperti anggaran penjualan dan produksi), dampaknya secara langsung akan tercermin pada neraca yang dianggarkan. Tujuannya adalah memastikan bahwa proyeksi pertumbuhan atau perubahan model bisnis didukung oleh struktur modal yang sehat dan likuiditas yang memadai.
Kunci dari anggaran laporan posisi keuangan adalah menjaga persamaan dasar akuntansi tetap seimbang: Aset = Liabilitas + Ekuitas. Setiap estimasi pengeluaran modal (CAPEX) atau rencana pendanaan (utang baru/penerbitan saham) harus terintegrasi secara harmonis dalam model anggaran ini.
Penganggaran neraca melibatkan estimasi terperinci untuk setiap akun utama:
Aset adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan. Penganggaran aset fokus pada:
Liabilitas adalah kewajiban perusahaan kepada pihak luar. Penganggaran di sini sangat sensitif terhadap strategi pendanaan:
Ekuitas mewakili klaim pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas. Anggaran ekuitas terutama dipengaruhi oleh:
Manajemen harus secara cermat menganggarkan dividen agar tidak mengganggu likuiditas sambil tetap memberikan imbal hasil yang memuaskan bagi pemegang saham.
Penyusunan anggaran laporan posisi keuangan yang efektif memerlukan integrasi data dari seluruh anggaran turunan lainnya. Misalnya, jika anggaran penjualan sangat agresif, maka piutang usaha dan kemungkinan kebutuhan kas untuk persediaan harus meningkat, yang kemudian mungkin memaksa penambahan utang jangka pendek jika ekuitas yang tersedia tidak mencukupi.
Setelah semua komponen dianggarkan, langkah terakhir adalah menganalisis rasio keuangan utama yang timbul dari neraca proyeksi tersebut. Rasio seperti rasio lancar (current ratio) dan rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) harus dipantau. Jika rasio menunjukkan ketidakseimbangan—misalnya, likuiditas terlalu rendah atau terlalu banyak ketergantungan pada utang—manajemen perlu kembali merevisi asumsi pendanaan atau belanja aset sebelum anggaran final disetujui.
Anggaran laporan posisi keuangan adalah cerminan kesehatan finansial masa depan. Perencanaan yang matang memastikan perusahaan siap menghadapi ekspansi sekaligus mampu menjaga stabilitas modalnya.