Anatomi Vesika Urinaria: Pahami Struktur dan Fungsinya
Vesika urinaria, atau yang lebih umum dikenal sebagai kandung kemih, adalah organ berongga elastis yang memainkan peran krusial dalam sistem urinaria. Fungsinya adalah untuk menyimpan urin yang diproduksi oleh ginjal sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui proses berkemih. Memahami anatomi vesika urinaria sangat penting untuk mengerti bagaimana tubuh kita memproses dan membuang limbah cair.
Ilustrasi sederhana anatomi vesika urinaria.
Struktur Vesika Urinaria
Vesika urinaria terletak di rongga panggul, tepat di belakang simfisis pubis. Bentuknya dapat berubah-ubah tergantung pada tingkat pengisiannya. Saat kosong, ia berbentuk seperti piramida terbalik, namun saat terisi penuh, ia bisa membesar dan menyerupai bola. Dinding vesika urinaria terdiri dari beberapa lapisan utama:
Tunika Mukosa: Lapisan terdalam yang dilapisi oleh epitel transisional (urothelium). Epitel ini memiliki kemampuan untuk meregang secara signifikan, memungkinkan kandung kemih menampung volume urin yang besar tanpa robek.
Tunika Submukosa: Lapisan jaringan ikat yang lebih longgar, mengandung pembuluh darah, saraf, dan serat elastis.
Tunika Muskularis: Lapisan otot polos yang tebal, yang dikenal sebagai otot detrusor. Otot ini berkontraksi untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih. Kontraksi otot detrusor diatur oleh sistem saraf otonom.
Tunika Serosa: Lapisan terluar yang merupakan bagian dari peritoneum parietal, melapisi bagian atas vesika.
Bagian-bagian Penting Vesika Urinaria
Vesika urinaria memiliki beberapa bagian utama yang berperan dalam fungsinya:
Apex (Puncak): Bagian teratas dan paling anterior dari kandung kemih, yang mengarah ke depan dan ke atas.
Fundus (Dasar): Bagian posterior dan bawah kandung kemih.
Corpus (Badan): Bagian utama antara apex dan fundus.
Trigonum Vesikae: Area segitiga yang terbentuk di bagian dalam dasar kandung kemih. Dua sudut dasar segitiga ini ditempati oleh muara kedua ureter yang membawa urin dari ginjal, sementara sudut anterior adalah tempat keluarnya uretra. Trigonum memiliki lapisan mukosa yang lebih halus dan kurang dapat meregang dibandingkan bagian lain dari kandung kemih.
Ureter, Uretra, dan Hubungannya
Dua ureter adalah saluran tabung berotot yang membawa urin dari pelvis ginjal ke vesika urinaria. Ureter masuk ke kandung kemih secara oblique pada bagian posterior trigonum. Posisi oblique ini membantu mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ureter saat kandung kemih berkontraksi.
Uretra adalah saluran yang mengalirkan urin dari vesika urinaria keluar dari tubuh. Panjang dan strukturnya berbeda antara pria dan wanita:
Pada wanita, uretra relatif pendek (sekitar 3-5 cm) dan bermuara di vulva, tepat di depan lubang vagina.
Pada pria, uretra lebih panjang (sekitar 20 cm) dan melewati kelenjar prostat serta penis. Selain mengalirkan urin, uretra pada pria juga berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen.
Fungsi Vesika Urinaria
Fungsi utama vesika urinaria adalah penyimpanan dan pengeluaran urin. Proses ini melibatkan koordinasi kompleks antara otot detrusor dan sfingter uretra:
Pengisian: Saat urin mengalir dari ginjal melalui ureter, otot detrusor dalam keadaan relaksasi, memungkinkan kandung kemih untuk meregang dan menampung urin. Sfingter uretra eksternal, yang merupakan otot rangka, tetap berkontraksi untuk mencegah kebocoran urin.
Refleks Berkemih: Ketika kandung kemih terisi hingga sekitar 150-250 ml, reseptor regangan di dindingnya mengirim sinyal ke otak. Ini memicu keinginan untuk berkemih.
Berkemih (Miksi): Saat seseorang memutuskan untuk berkemih, otak mengirimkan sinyal yang menyebabkan otot detrusor berkontraksi secara ritmis. Bersamaan dengan itu, sfingter uretra eksternal rileks, memungkinkan urin mengalir keluar melalui uretra. Sfingter uretra internal, yang merupakan otot polos, juga ikut relaksasi.
Anatomi vesika urinaria yang elastis dan kompleks, bersama dengan kontrol saraf yang terintegrasi, memastikan bahwa tubuh dapat menyimpan dan membuang urin secara efisien dan terkontrol. Gangguan pada struktur atau fungsi kandung kemih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, menyoroti pentingnya organ sederhana namun vital ini.