Kelenjar parotis, kelenjar ludah terbesar dalam tubuh manusia, memegang peran krusial dalam proses pencernaan dan menjaga kesehatan mulut. Memahami anatominya bukan hanya penting bagi para profesional medis, tetapi juga bagi individu yang ingin menjaga kesehatan mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas anatomi kelenjar parotis, mulai dari lokasi, struktur, hingga fungsinya yang vital.
Lokasi dan Bentuk Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis terletak di depan dan di bawah telinga, membentang dari tulang temporal hingga ke rahang bawah (mandibula). Kelenjar ini berbentuk segitiga yang tidak beraturan dan terbungkus dalam jaringan ikat padat yang disebut fasia parotis. Lokasi strategis ini memungkinkan kelenjar parotis untuk mensekresikan saliva (air liur) yang kemudian mengalir ke dalam mulut melalui saluran khusus, yang dikenal sebagai duktus parotis atau duktus Stensen.
Secara topografis, kelenjar parotis dikelilingi oleh beberapa struktur penting. Bagian superiornya berdekatan dengan telinga luar dan meatus auditorius eksternus. Anteriornya, ia berbatasan dengan otot maseter dan ramus mandibula. Inferiornya, kelenjar ini berada di atas venter posterior otot digastrikus. Fascia parotis, yang membungkus kelenjar, juga terhubung dengan fasia leher yang lebih dalam, memberikan dukungan dan perlindungan.
Struktur Internal Kelenjar Parotis
Secara histologis, kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloalveolar serosa murni. Ini berarti bahwa sel-sel sekretorisnya menghasilkan cairan yang kaya akan enzim, terutama amilase saliva (ptialin), yang merupakan langkah awal dalam pemecahan karbohidrat. Struktur internalnya terdiri dari:
Lobulus: Kelenjar ini terbagi menjadi lobulus-lobulus kecil yang dipisahkan oleh septa jaringan ikat.
Asini Serosa: Setiap lobulus terdiri dari banyak asini, yaitu struktur kecil berbentuk seperti buah anggur yang terdiri dari sel-sel sekretoris serosa. Sel-sel ini tersusun dalam bentuk bola dan memiliki inti yang bulat dan terletak di basal.
Duktus Interkalar: Asini terhubung ke duktus interkalar yang sempit, yang kemudian bergabung menjadi duktus striata.
Duktus Striata: Duktus ini memiliki sel-sel yang memiliki garis-garis vertikal di basalnya, yang berperan dalam reabsorpsi ion dan sekresi bikarbonat, sehingga memodifikasi komposisi saliva.
Duktus Ekskretorius (Duktus Parotis/Stensen): Duktus striata akhirnya bersatu membentuk duktus parotis yang lebih besar, yang berjalan melalui jaringan kelenjar dan kemudian menembus otot buksinator untuk bermuara di dekat gigi molar kedua atas di dalam mulut.
Hubungan dengan Struktur Penting
Anatomi kelenjar parotis sangat erat kaitannya dengan beberapa struktur neurovaskular yang vital. Pengetahuan mengenai hubungan ini sangat penting, terutama dalam prosedur bedah:
Saraf Wajah (Nervus Facialis/CN VII): Saraf wajah, yang bertanggung jawab untuk mengontrol otot-otot ekspresi wajah, berjalan menembus kelenjar parotis. Saraf ini bercabang menjadi lima cabang utama di dalam kelenjar: temporal, zigomatik, bukal, mandibular, dan servikal. Mengingat pentingnya saraf ini untuk fungsi wajah, menjaga integritasnya selama operasi pada kelenjar parotis adalah prioritas utama.
Vena Retromandibular: Vena ini terbentuk dari pertemuan vena temporal superfisial dan vena maksilaris di dalam kelenjar parotis. Vena ini mengalirkan darah dari area tersebut.
Arteri Karotis Eksterna: Arteri ini memberikan pasokan darah ke kelenjar parotis dan juga bercabang di dalam kelenjar menjadi cabang-cabangnya yang lebih kecil.
Kelenjar Getah Bening: Kelenjar getah bening parotis dan preaurikular (di depan telinga) adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan dapat menjadi lokasi metastasis tumor dari area kepala dan leher.
Fungsi Kelenjar Parotis
Fungsi utama kelenjar parotis adalah memproduksi saliva. Saliva memiliki berbagai fungsi penting:
Lubrikasi: Membantu melancarkan pergerakan makanan di mulut dan memfasilitasi pembentukan bolus.
Pelarutan Makanan: Melarutkan komponen makanan yang larut sehingga dapat dirasakan oleh kuncup pengecap.
Aktivasi Enzim Pencernaan: Mengandung amilase saliva (ptialin) yang memulai pemecahan pati menjadi gula yang lebih sederhana.
Proteksi: Mengandung lisozim dan antibodi (seperti IgA sekretori) yang membantu melawan bakteri dan menjaga kesehatan jaringan mulut, mencegah gigi berlubang.
Buffering: Bikarbonat dalam saliva membantu menetralkan asam yang dihasilkan oleh bakteri mulut, melindungi enamel gigi.
Meskipun kelenjar submandibular dan sublingual juga memproduksi saliva, kelenjar parotis menyumbang sekitar 25-30% dari total produksi saliva, terutama saliva yang bersifat serosa dan kaya enzim.
Kondisi Medis Terkait Kelenjar Parotis
Karena lokasinya yang strategis dan peranannya, kelenjar parotis rentan terhadap berbagai kondisi medis, termasuk:
Sialadenitis: Peradangan kelenjar parotis, seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus (misalnya, gondongan).
Tumor Kelenjar Parotis: Sebagian besar tumor parotis bersifat jinak (adenoma pleomorfik adalah yang paling umum), namun sebagian kecil bersifat ganas.
Sialolithiasis: Pembentukan batu saluran saliva yang dapat menghalangi aliran saliva, menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Sindrom Sjögren: Penyakit autoimun yang dapat menyebabkan kekeringan mulut akibat gangguan fungsi kelenjar saliva, termasuk parotis.
Memahami anatomi kelenjar parotis adalah fondasi penting untuk diagnosis, penanganan, dan pemeliharaan kesehatan mulut yang optimal. Dengan pengetahuannya, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan pentingnya organ kecil namun vital ini dalam kehidupan sehari-hari.