Hati, organ terbesar di dalam tubuh manusia, seringkali diabaikan perannya hingga muncul masalah kesehatan. Organ ini memiliki posisi vital di bagian kanan atas perut, tepat di bawah diafragma. Bentuknya seperti baji, dengan ukuran yang cukup besar, dan memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Namun, di balik ukurannya, terdapat kompleksitas anatomi dan jaringan sel yang memungkinkan hati menjalankan ratusan fungsi penting bagi kelangsungan hidup kita.
Secara makroskopis, hati terbagi menjadi dua lobus utama: lobus kanan yang lebih besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Kedua lobus ini dipisahkan oleh ligamen falciform. Di bawah lobus kanan, terdapat kantung kecil yang disebut kantung empedu (vesika biliar), yang berfungsi menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati.
Setiap lobus hati terdiri dari unit fungsional yang lebih kecil yang disebut lobulus hati. Lobulus hati berbentuk heksagonal dan tersusun dari sel-sel hati utama, yaitu hepatosit. Di antara hepatosit terdapat sinusoid, yaitu pembuluh darah kapiler yang khusus, tempat darah dari vena porta (membawa nutrisi dari saluran pencernaan) dan arteri hepatika (membawa oksigen) bercampur. Di tepi lobulus terdapat vena sentral yang mengumpulkan darah yang telah diproses.
Sistem saluran empedu juga merupakan bagian integral dari anatomi hati. Empedu yang dihasilkan oleh hepatosit mengalir melalui kanal-kanal kecil (kanalikuli bilier) yang kemudian bergabung membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus dari lobus kanan dan kiri akan menyatu membentuk duktus hepatikus komunis, yang kemudian terhubung dengan duktus sistikus dari kantung empedu untuk membentuk duktus koledokus, yang bermuara ke usus dua belas jari.
Hati adalah pabrik kimia tubuh yang bekerja tanpa henti. Fungsinya yang sangat beragam mencakup hampir seluruh aspek metabolisme dan pemeliharaan homeostasis tubuh. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya:
Hati berperan penting dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil. Saat kadar gula darah tinggi (setelah makan), hati akan menyerap glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Sebaliknya, saat kadar gula darah rendah (di antara waktu makan atau saat berpuasa), hati akan memecah glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dan melepaskannya ke dalam aliran darah. Proses ini dikenal sebagai glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari sumber non-karbohidrat seperti asam amino dan laktat.
Hati mensintesis kolesterol, fosfolipid, dan lipoprotein yang penting untuk transportasi lemak dalam darah. Hati juga terlibat dalam pemecahan asam lemak untuk energi dan pembentukan badan keton saat tubuh kekurangan karbohidrat. Empedu yang diproduksi hati membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak di usus.
Semua protein plasma penting, seperti albumin (menjaga tekanan osmotik darah) dan faktor pembekuan darah, disintesis oleh hati. Hati juga mendetoksifikasi amonia, produk sampingan dari metabolisme protein, dengan mengubahnya menjadi urea yang kemudian diekskresikan oleh ginjal.
Setiap hari, hati memproduksi sekitar 0.5 hingga 1 liter empedu. Empedu ini sangat penting untuk pencernaan lemak, penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K), dan membantu pembuangan produk sisa metabolisme seperti bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah) dan kelebihan kolesterol.
Salah satu fungsi paling terkenal dari hati adalah kemampuannya untuk mendetoksifikasi racun. Hati menetralisir dan membuang berbagai zat berbahaya, termasuk obat-obatan, alkohol, pestisida, dan produk sampingan metabolisme tubuh itu sendiri. Proses ini dilakukan melalui serangkaian reaksi enzimatik yang mengubah zat-zat beracun menjadi bentuk yang lebih mudah larut dalam air dan dapat dikeluarkan dari tubuh.
Hati mampu mensintesis vitamin D dan menyimpan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) serta vitamin B12 dan folat. Hati juga menyimpan mineral penting seperti zat besi dan tembaga.
Sel-sel khusus dalam hati yang disebut sel Kupffer berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, memfagositosis bakteri, virus, dan partikel asing lainnya yang masuk ke dalam hati melalui aliran darah.
Dengan begitu banyak fungsi krusial yang diemban, menjaga kesehatan hati adalah investasi jangka panjang bagi kualitas hidup. Gaya hidup sehat, pola makan seimbang, dan menghindari paparan zat berbahaya adalah langkah-langkah preventif yang sangat penting untuk memastikan sang maestro metabolisme ini dapat terus menjalankan tugasnya dengan optimal.