Istilah "anarki" seringkali diasosiasikan dengan kekacauan, kerusuhan, dan ketiadaan aturan. Namun, di balik persepsi umum tersebut, anarki adalah sebuah ideologi politik yang kaya dan beragam, yang memiliki visi tentang tatanan masyarakat yang berbeda dari yang ada saat ini. Akar kata "anarki" berasal dari bahasa Yunani "anarkhia", yang secara harfiah berarti "tanpa penguasa" atau "tanpa pemerintahan". Para pendukung anarki, atau kaum anarkis, berpendapat bahwa negara dan institusi hierarkis lainnya bersifat represif dan eksploitatif, serta menghambat perkembangan individu dan masyarakat.
Pada intinya, anarki menolak segala bentuk otoritas yang dipaksakan, terutama otoritas negara. Kaum anarkis percaya bahwa manusia pada dasarnya mampu mengatur diri sendiri dan bekerja sama secara sukarela untuk menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis. Prinsip utama yang dipegang teguh oleh para anarkis meliputi:
Meskipun anarki sering dikaitkan dengan gerakan revolusioner abad ke-19 dan ke-20, gagasan tentang masyarakat tanpa negara telah muncul dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah manusia, bahkan sebelum istilah "anarki" diciptakan. Tokoh-tokoh penting dalam perkembangan pemikiran anarkis antara lain Pierre-Joseph Proudhon, yang menyebut dirinya sebagai "anarkis" pertama pada tahun 1840, serta Mikhail Bakunin dan Peter Kropotkin, yang mengembangkan berbagai aliran anarkisme seperti anarkokomunisme dan anarko-sindikalisme.
Gerakan anarkis mengalami puncaknya pada awal abad ke-20, dengan partisipasi aktif dalam revolusi di Spanyol dan Rusia. Meskipun upaya-upaya ini pada akhirnya dihancurkan oleh kekuatan otoriter, ide-ide anarkis terus berkembang dan menginspirasi berbagai gerakan sosial di seluruh dunia, termasuk gerakan anti-globalisasi, gerakan lingkungan, dan berbagai bentuk aktivisme akar rumput.
Penting untuk dicatat bahwa anarki bukanlah sebuah doktrin monolitik. Ada berbagai aliran pemikiran dalam anarki, yang masing-masing memiliki penekanan dan strategi yang berbeda. Beberapa aliran utama meliputi:
Dalam konteks kontemporer, anarki seringkali dipraktikkan melalui pembentukan komunitas otonom, gerakan langsung (direct action), dan pengembangan struktur organisasi partisipatif yang tidak hierarkis. Para anarkis modern terus berupaya menciptakan alternatif dari sistem yang ada, dengan fokus pada pembangunan masyarakat yang lebih adil, setara, dan bebas dari penindasan. Meskipun tujuan utopisnya mungkin tampak sulit dicapai, semangat anarki sebagai dorongan untuk mempertanyakan otoritas dan mencari cara hidup yang lebih baik tetap relevan dan menginspirasi.