Surat An-Nisa, yang berarti "Wanita", adalah salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an. Surat ini sangat kaya akan ajaran tentang keluarga, hak-hak, kewajiban, dan bagaimana masyarakat seharusnya dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan kasih sayang. Bagian dari surat ini, mulai dari ayat 51 hingga 100, memuat banyak hikmah penting yang relevan untuk dipelajari dan direnungkan dalam kehidupan modern. Ayat-ayat ini membimbing umat Islam dalam berbagai aspek, mulai dari keyakinan hingga interaksi sosial.
Dimulai dari ayat 51, Allah SWT memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya dan berbuat kekufuran. Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (menyekutukan Allah) dan akan mengampuni dosa-dosa lain bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Ini adalah pengingat mendasar tentang keagungan tauhid dan pentingnya menghindari segala bentuk kemusyrikan.
Selanjutnya, ayat-ayat ini membahas tentang orang-orang yang menolak kebenaran padahal telah datang bukti yang jelas, serta orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan juga kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur'an. Allah mengingatkan bahwa Dia Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala perbuatan manusia. Ini mengajarkan pentingnya ketulusan dalam beriman dan mengakui semua risalah Allah tanpa membeda-bedakan.
Ayat-ayat ini juga memberikan kabar gembira bagi mereka yang teguh pada jalan kebenaran. Allah berjanji akan memberikan karunia yang besar kepada mereka. Ini menjadi motivasi bagi setiap mukmin untuk terus istiqamah di jalan Allah, meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan godaan. Pengertian bahwa pertolongan Allah pasti datang bagi orang yang sabar dan bertakwa adalah sumber kekuatan spiritual yang tak ternilai.
Masuk ke ayat-ayat berikutnya, Surat An-Nisa mulai menguraikan aturan-aturan yang lebih spesifik terkait dengan kehidupan sosial dan keluarga. Ayat-ayat ini membahas tentang bagaimana mengelola harta warisan, memberikan hak-hak kepada ahli waris, dan bagaimana berinteraksi dengan orang-orang yang lemah dalam masyarakat, seperti anak yatim dan janda. Ketegasan dalam pembagian warisan bertujuan untuk menjaga keadilan dan mencegah perselisihan dalam keluarga.
Lebih lanjut, ayat-ayat ini memberikan panduan mengenai pernikahan, hak-hak suami istri, dan bagaimana menyelesaikan perselisihan rumah tangga. Pentingnya musyawarah, kelembutan, dan keadilan dalam rumah tangga ditekankan. Ini adalah fondasi penting untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Ajaran ini tidak hanya berlaku bagi umat Islam pada masa Rasulullah SAW, tetapi juga menjadi pedoman universal bagi seluruh umat manusia yang mendambakan keharmonisan dalam keluarga.
Perhatian juga diberikan kepada kaum wanita, yang merupakan inti dari nama surat ini. Hak-hak mereka, mulai dari hak waris hingga hak dalam pernikahan, dilindungi oleh syariat. Ayat-ayat ini memerintahkan untuk mempergauli wanita dengan baik dan adil, serta menjauhi segala bentuk perlakuan zalim terhadap mereka. Ini adalah bukti bahwa Islam sangat menjunjung tinggi kedudukan dan hak-hak perempuan.
Ayat-ayat dalam rentang 51-100 juga sangat menekankan pentingnya menjaga persatuan umat dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang bijak. Ketika terjadi perbedaan pendapat antar mukmin, mereka diperintahkan untuk merujuk kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini berarti kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber hukum tertinggi.
Jika ada perselisihan yang terus berlanjut, Allah memerintahkan untuk membentuk dua hakim dari keluarga kedua belah pihak untuk mendamaikan. Jika kedua belah pihak ingin berdamai, maka Allah akan memudahkan tercapainya perdamaian. Ini menunjukkan fleksibilitas dan pendekatan yang solutif dalam penyelesaian masalah, bukan pemaksaan kehendak. Keadilan dalam setiap situasi menjadi prioritas utama.
Ayat-ayat ini juga menggarisbawahi konsekuensi bagi orang-orang yang berpaling dari hukum Allah atau berusaha memutarbalikkan kebenaran. Ancaman siksa dan kerugian di dunia maupun akhirat menanti mereka yang berbuat zalim dan ingkar. Ini adalah peringatan serius agar setiap individu senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam dan tidak hanyut dalam godaan duniawi.
Memahami Surat An-Nisa ayat 51 hingga 100 memberikan kita wawasan yang luas tentang bagaimana Islam mengatur aspek-aspek fundamental dalam kehidupan. Dari dasar-dasar keimanan, hak dan kewajiban dalam keluarga, hingga prinsip-prinsip keadilan sosial, ayat-ayat ini menawarkan panduan yang komprehensif. Merenungkan dan mengamalkan ajaran-ajaran ini akan membantu kita menjalani kehidupan yang lebih bermakna, harmonis, dan diridhai oleh Allah SWT. Inilah esensi dari Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi seluruh alam.