Surat An-Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan salah satu surat Madaniyah dalam Al-Qur'an yang membahas secara mendalam berbagai aspek kehidupan, terutama yang berkaitan dengan keluarga, hak-hak perempuan, dan masyarakat secara keseluruhan. Di tengah ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat ayat ke-141 yang memiliki signifikansi penting dalam memahami prinsip-prinsip keadilan dan tanggung jawab dalam Islam. Ayat ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya bersikap adil, menghindari kemunafikan, dan menolak segala bentuk ketidakadilan.
Ayat An-Nisa 141 berbunyi:
Untuk memahami kedalaman makna An-Nisa 141, penting untuk menempatkannya dalam konteks sejarah dan sosial pada masa penurunan ayat tersebut. Ayat ini turun sebagai respons terhadap perilaku segolongan orang yang memiliki sikap kemunafikan dan ketidakpastian dalam iman mereka. Mereka cenderung bersikap pragmatis, hanya berpihak kepada pihak yang sedang unggul atau memberikan keuntungan bagi mereka.
Ayat ini secara jelas menggambarkan ciri-ciri orang-orang munafik yang selalu mengintai peluang. Jika kaum Muslimin sedang mengalami kemunduran atau menghadapi kesulitan, mereka berpaling dan cenderung menyalahkan atau meragukan kebenaran perjuangan kaum Muslimin. Namun, ketika kaum Muslimin meraih kemenangan atau mendapatkan keuntungan, mereka tiba-tiba mengklaim memiliki keterlibatan atau bahkan menganggap mereka memiliki peran dalam keberhasilan tersebut. Sikap ini mencerminkan ketidakjujuran dalam niat dan ketidaksetiaan pada prinsip.
Lebih lanjut, ayat ini menegaskan bahwa sesungguhnya kekuasaan dan pertolongan yang sejati datang dari Allah SWT. Allah adalah Penguasa alam semesta, yang mengetahui segala sesuatu, termasuk apa yang tersembunyi di dalam hati manusia. Oleh karena itu, kaum mukmin sejati tidak seharusnya terpengaruh oleh sikap kaum munafikin yang hanya mencari keuntungan duniawi semata. Sebaliknya, mereka harus senantiasa bertakwa kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya.
An-Nisa 141 memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya prinsip keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab:
Meskipun diturunkan di masa lalu, makna An-Nisa 141 tetap sangat relevan di era modern ini. Di tengah hiruk pikuk persaingan dan berbagai godaan duniawi, sikap kemunafikan dan oportunisme terkadang masih sering kita jumpai. Orang-orang mungkin cenderung bersikap ambigu, ikut-ikutan tren tanpa prinsip, atau hanya mendukung ketika ada keuntungan.
Ayat ini menjadi pengingat kuat agar kita senantiasa menjaga keutuhan iman, kejujuran dalam bermuamalah, dan konsistensi dalam memegang prinsip-prinsip kebaikan. Keadilan bukan hanya tentang hukum, tetapi juga tentang sikap mental dan moral yang luhur. Tanggung jawab kita adalah untuk berjuang di jalan yang benar, memberikan kontribusi positif, dan senantiasa menyandarkan segala hasil usaha kepada Allah SWT. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran An-Nisa 141, kita dapat menjadi pribadi yang lebih kokoh, berintegritas, dan senantiasa dalam naungan ridha Allah.